29.

301 32 5
                                    

"Draco."

Draco menoleh dan melihat Asteria berlari dengan senyum cerah ke arahnya dan juga para sahabatnya.

"Dracooo" Panggil Asteria yang sudah berdiri di hadapan Draco.

Draco mengangkat alis bertanya. Dilihatnya gadis itu yang menatap dirinya berbinar.

"Aku ingin putus."

DUARRRR.

Rasanya seperti mendengar ledakan bom yang membuat telinganya tuli, Draco menatap gadis itu dengan pandangan tidak percaya.

"Apa kau bilang?" Tanyanya, kembali memastikan.

"Aku ingin putus." Jawab Asteria dengan senyum lebar seakan bangga.

"Tidak mau dan tidak akan!" Sarkas Draco, dia menatap kesal pada Asteria yang tengah merengit bingung.

"Kenapa?" Tanya Asteria.

"POKOKNYA TIDAK MAU, KALO PUN MAU PUTUS HARUS AKU YANG DULUAN MEMUTUSKAN DIRI MU!" Pekikan Draco berhasil menarik astesi para murid di koridor. Bahkan Harry dan Ron yang tengah aduh otot pun menghentikan kegiatan mereka.

Asteria mengangga lebar, dia menutup mulutnya tidak percaya dengan reaksi  pemuda seksi dan hot ini.

Asteria menghela nafas seakan dunia berhenti berputar dan Matahari hilang di telan bulan. Dia menatap Draco dengan manik tersakiti. "Malfoy, aku tau aku sangat cantik sampai membuat mu tidak bisa berpaling berujung gagal move on, tapi aku sudah lelah menjadi kekasih mu." Katanya.

Sungguh, hampir semua orang yang ada di sana membuang nafas kesal dan lelah akan drama bungsu potter. Bahkan Fluet hampir memuntakan sarapannya. Hanya Hermione yang tersenyum melihat gadis itu, dia juga bingung harus apa.

Draco memijat pangkal hidungnya, apalagi Asteria menyebut namanya Malfoy. "Asteria, tolong jangan aneh-aneh. Sekali aku bilang tidak yah tidak."

"Aku tidak aneh-aneh. Yang aku katakan benar, aku mau putus. Ohh Yah Tuhan." Pen-dramaan ini semakin menjadi-jadi saat suara isakan terdengar dari bungsu potter, tapi jika di perhatikan tidak ada air mata di sana.

Draco menahan umpatanya., "Beritau aku alasan kau ingin putus!"

Asteria menarik nafas lalu dihembus dengan pelan. "Aku sudah bosah dengan dirimu. Kau terus marah-marah dan meneriaki nama ku setiap harinya, gae saekki." Umpat gadis itu di akhir membuat tawa Fluet dan Ron pecah.

"Kau----kau bosan dengan aku?" Draco menatap tidak percaya pada mahkluk gila dihadapatnya. Asteria mengangguk dengan cepat.

Di saat Draco masih mengatur deru nafasnya yang tiba-tiba tidak karuan, Asteria kembali berbicara membuat anak tunggal Lucius Malfoy pisang di tempat.

"Sudah yah, pokoknya aku mau putus. Bye mantan, i love you."

Dengan begitu Asteria benar-benar pergi dari sana setelah menyeret Fluet dan Ron yang masih tertawa ngakak.

"Aku kasihan dengan, Malfoy." Kata Harry sedikit ibah.

Hermione ikut menatap pemuda Slytherin itu, "Aku juga."

Sedangkan Draco kini sedang di tenangkan para sahabatnya. Blaise dan Theodore berusaha menahan tawa mereka, sedangkan Pansy pelaku utama yang memulai semua ini mengambil ancang-ancang untuk kabur.

Dan benar Saja, tatapan tajam Draco kini tertuju ke arahnya.

"Come on, Drako. Seloww seloww." Alibi Pansy.

"PANSY PARKINSON KESINI KAU, SIALAN!"

"MAAFKAN AKU HUHUUU" Pekik Pansy, melarikan diri dari kejaran anak tunggal kaya raya.

°°°°°

Sudah dua hari sejak bungsu Potter memutuskan hubungan secara sepihak dari anak tunggal kaya raya. Dan dua hari ini juga Draco mencoba untuk tidak menangis atau galau.

Tapi gagal, malam ini menjadi sebuah sejara besar seorang Draco Lucius Malfoy memecakan tangisanya. Para sahabatnya berusaha menenagkan Draco yang tengah terisak dan meraung-raung. Blaise menutup wajahnya dengan baju, dengan situasi membagongkan ini menahan tawa adalah hal yang paling sulit.

"Padahal aku sangat mencintainya hiks hiks." Kata Draco lirih, "Kenapa hiks kenapa di jahat sekali."

"Dra----" Theodore menutup mulut dengan pergelang tangan karena hampir ketawa. "Sudahlah mete.".

"Sudahlah apa maksud mu?" Bentak Draco.

Mereka kopak memejamkan mata saat melihat wajah Draco yang sangat tragis. Mata bengkak, wajah merah, air mata dimana-mana, dan ingus di sekitar hidungnya.

"Bagaimana aku bisah sudahlah sudahlah. Theo----hati ku sakit sekali hiks." Draco kembali menenggelakan wajahnya di kedua lipatan tangan. "Hiks hiks father will know about this."

Behitulah akhirnya, dia menulis surat untuk Lucius mengeluarkan isi hatinya yang tersakiti. Dan berakhir dengan Lucius melabrak James potter di ruangannya setelah membaca isi surat dari Draco yang harus membuat Lucius membaca ulang tulisan anaknya karena tidak jelas, persis seperti Cakara ayam.

°°°°°

"Proffesor, apa yang kau rasakan saat mother lebih memilih father?"

Pertanyaan Asteria membuat Saverus Snap menghentikan kegiatan menulinya. Dia menatap anak baptisnya yang terlihat jauh dari kata baik.

"Aku membiarkan Lily bahagia dengan pilihannya."

"Alasannya?"

"Karena dia bahagia bersama James."

Asteria terdiam, dia menunduk dan memainkan Pena bulu milik Ron yang dia curi. "Apa aku harus begitu? Merelakan Draco bersama pilihanya.?"

Saverus melirik Asteria sekilas, dia yakin sebentar lagi gadis ini akan menangis dan berkata dramatis seperti biasa.

"Jika kau sanggup, lakukan saja."

"Oh Yah Tuhan, rasanya jantung ku berhenti berdedak, hati ku terpecah berkeping-keping dan napsu makan ku meningkat jika benar-benar harus merelaka Draco."

Saverus menatap julid dan memutar bola mata malas. Terkadang dia ragu, apakah bener Asteria adalah anak Lily?. sifat mereka ini sangat jauh dari kata mirip. Tapi, ketika ingat siapa ayahnya, Saverus jadi tindak heran.

Saverus melirik Asteria,"Kalau tidak rela----sana, pergi labrak Lucius." Saverus tentu hanya bergurau tapi tidak menyangka Asteria menangap serius.

"Father kau benar----" Asteria berdiri dari duduknya dengan wajah serius, "Aku akan pergi melabrak Lucius Malfoy itu. BYE FATHER AKU MENYAYANGI MU."

Saverus tidak sempat menahan Asteria karena gadis itu gesit sekali. Dia melotot lebar membayangkan Asteria pergi memarahi Lucius. Tapi detik berikutnya dia mengangkat bahu tidak puduli, toh dia juga dendam dengan Lucius karena seenak jidat mengambil ramuannya.

°°°°°

Publikasih : Sabtu, 27 Mei 2023.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang