"Hai sweetheart....mommy datang" sapa mommy. "Sebenarnya apa yg sudah anak nakal itu perbuat padamu hmm?" tanya mommy pada Lisa saat Haruto sedang tidak ada.
"Tidak melakukan apa apa mom" lirih Lisa.
"Apa kamu benar menganggap mommy sebagai ibumu?"
"Ya mom..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lalu bagaimana kamu bisa membohongi ibumu sendiri hmm?"
"Tidak ada yg bisa Lisa katakan mom" lirih Lisa menunduk. "Lisa..hanya ingin pulang mom"
Mommy tidak mengerti sebenarnya apa yg terjadi karna Lisa benar benar bungkam. Dan berita kembalinya Karina belum sampai ke telinga mommy.
"Hhh....pulang?"
"Lisa ingin pulang ke Thailand.....mom" lirih Lisa.
"Baiklah sweetheart, kalau itu bisa memulihkan keadaanmu. Dan kembalilah kesini dengan penuh kebahagiaan hmm?" mommy tersenyum.
🦋🦋🦋
"Pulang ke Thailand? Tapi...kenapa?" kaget Haruto melihat sepulang dari rumah sakit, Lisa malah berkemas dan berpamitan untuk pulang ke Thailand.
Saat ini Lisa sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper, ditemani oleh Haruto, Mark, Jeno dan Jihoon yg tadi ikut mengantar Lisa pulang dari rumah sakit.
"Aku tidak akan kabur, kamu tau dimana rumahku kan? Lagipula kemana aku bisa bersembunyi dari kekuasaanmu?" "Aku tetap akan memberikan bayi ini padamu setelah lahir nanti, hanya saja aku tidak ingin berada disini lagi" lirih Lisa pada Haruto karna tidak ingin yg lain mendengarnya.
"Li....." lirih Haruto mencekal lengan Lisa.
"Apalagi? Bayi ini akan menjadi milikmu, itu yg kamu inginkan bukan? Apa kamu juga menginginkan hidupku? Menjadi mainanmu seumur hidupku, begitu?" "Oh ayolah....aku harap kamu tidak seserakah itu. Jadi biarkan aku pergi"
"Kamu yakin mendengar semuanya Lisa?"
"Apa?"
"Percakapanku di telfon?"
"Tidak...." lirih Lisa membuat Haruto sedikit merasa lega. "Tapi aku melihat semuanya" lirih Lisa membuat mata Haruto membola menatap Lisa
"Aku....melihat semuanya, saat perempuan itu masuk ke rumah dan mendapat sambutan ciuman hangat darimu" ucap Lisa penuh penekanan.
"Bahkan hingga setiap desahan kalian di dalam kamarku hingga pagi menjelang, aku masih mengingatnya dengan jelas" lirih Lisa mengepalkan kedua tangannya.