Aneh

1.2K 163 25
                                    

Sepanjang perjalanan, Haruto mendekap erat Hito meski bayinya sudah tertidur pulas, terus menatap putranya dengan wajah damainya yg berada dalam dekapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan, Haruto mendekap erat Hito meski bayinya sudah tertidur pulas, terus menatap putranya dengan wajah damainya yg berada dalam dekapannya saat ini.

"Bagaimana Papa bisa sejahat itu padamu nak" gumam Haruto dalam hati.

"Apa perjalanan kita masih lama?" celetuk Lisa membuyarkan lamunan Haruto.

"Masih, kenapa? Sudah bosan berada di dekatku atau sudah mulai merindukannya? Susah susah aku melepas semua spycam dan alat penyadap di tubuhmu agar dia tidak bisa mengetahui keberadaanmu lagi, tapi nyatanya justru kamu yg tidak bisa jauh darinya" ucap Haruto dengan tatapan sengit.

"Nya siapa yg kamu maksud?" tanya Lisa

"Kamu tau pasti siapa yg aku maksud" ketus Haruto.

"Setidaknya aku harus memberitahunya bahwa aku baik baik saja" ucap Lisa.

"Tidak perlu, dia tidak perlu tau apapun tentangmu, aku tidak mengijinkannya" ketus Haruto dengan tatapan tajamnya.

"Aku tidak memerlukan ijinmu" protes Lisa.

"Aku masih suami sah mu" bentak Haruto.

"Sejak kamu bisa membawa perempuan lain ke rumah kita bahkan hingga bercinta dengannya meski tau aku juga berada dirumah, kamu nggak punya malu masih bisa menyebut dirimu seorang suami?" bentak Lisa dengan tatapan tajamnya disertai air matanya yg mulai menetes.

Damn.....semua ucapan Lisa benar, Haruto terlalu brengsek dan tidak tau malu, tapi entahlah saat ini tidak ada yg bisa Haruto fikirkan.

"Aku tidak ingin berdebat, jika tidak ingin berada di dekatku, pergilah...kembalilah ke tempat yg bisa membuatmu bahagia"

Haruto beranjak dari tempat duduknya, menggendong Hito dan berjalan kearah Lisa berdiri, dan memberikan Hito ke dalam dekapan Lisa.

"Aku akan meminta pilotnya untuk menghentikan pesawat ini di bandara terdekat"
"Bawalah Hito bersamamu, aku....suami yg gagal, aku fikir bisa memperbaiki dengan menjadi ayah yg baik, tapi kurasa Hito lebih memerlukan ibunya daripada aku" lirih Haruto menatap putranya yg masih terlelap.

"Dan ini....hubungi Jeno untuk menjemputmu disini, dia pasti akan segera menjemputmu" ucap Haruto memberikan sebuah ponsel pada Lisa.

"Tidak perlu berpamitan padaku, anggap saja aku tidak ada" ucap Haruto berjalan menjauhi Lisa dan masuk ke dalam sebuah ruangan dan menguncinya rapat.

"Aku bahkan ingin cepat cepat pulang saat bekerja agar bisa segera menggendongnya, lalu aku harus apa setelah ini" lirih Haruto terduduk dilantai dengan kepalanya bersandar pada kedua lututnya.
Bahkan hingga pesawat mendarat sempurna di airport terdekat seperti perintah Haruto, Haruto masih mengunci rapat kamarnya.

"Haruto bisa tolong buka pintunya?" panggil Lisa mengetuk pintu.

"Pergilah, tidak perlu berkata apapun padaku" teriak Haruto dari dalam kamar.

DIA (Haruto-Lalisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang