Bertemu

758 86 12
                                        

"Lami" panggil Hito melambaikan tangannya ketika melihat Lami yg membawa nampan makan siangnya sedang menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat duduk yg kosong.

Suara Hito yg keras sontak membuat seluruh murid yg berada di kantin menoleh ke arah Lami.

"Nyari tempat duduk? Disini kosong, duduk sini aja" ucap Hito menepuk arah tempat duduk kosong tepat di hadapan Hito.

Lami yg introvert dan tidak pernah memiliki teman, ditambah dia terlalu terbiasa melakukan apapun sendirian, menjadi canggung harus duduk bersama banyak orang.
Apalagi di antara Hito dan Aleyna yg famous.
Ditatap banyak pasang mata sungguh membuat Lami tidak nyaman.

"Kenapa bengong? Sini duduk bareng kami" ucap Aleyna menggenggam tangan Lami dan membawanya kearah meja mereka.
Saat Aleyna memegang tepat di pergelangan tangan Lami, tidak sengaja lengan kemeja Lami sedikit tertarik keatas dan memperlihatkan bekas luka yg Hito ceritakan kemarin.

"Jangan merasa sendirian lagi, kami sekarang temanmu" ucap Hito disela makannya yg sempat membuat kegiatan makan Lami terhenti.

.......

"Lami maaf selama ini aku tidak pernah menyapamu, bukan karna aku tidak ingin berteman denganmu, hanya saja sebenarnya aku orang yg canggung dalam memulai percakapan, teman yg lain bilang kamu lebih suka menyendiri, jadi aku takut kamu nggak nyaman saat aku menyapamu" ucap Aleyna saat Aleyna dan Lami berjalan berdua di sepajang koridor menuju kelas.

"Aleyna..."

"Ya?"

"Hito sunbaenim....Watanabe? Maksudku...ada berapa banyak keluarga Watanabe di negara ini?"

"Hmmm? Keluarga Watanabe banyak, tapi di Jepang semua, setau aku yg tinggal di Korea hanya keluarga oppa, kenapa?"

"Nggak papa"

"Eh Lami....ayo jalan jalan, biar kita bisa lebih banyak ngobrol"

"Aku tidak bisa, aku harus....bekerja" lirih Lami.

"Kerja? Anak seusia kita bekerja? Bukankah itu melanggar hukum?"

"Kalau tidak bekerja darimana aku dapat uang untuk makan?"

"Bukankah kamu tinggal dengan kakekmu? Seharusnya kakekmu yg bekerja untuk hidup kalian kan? Seusia kita harusnya fokus untuk belajar, nanti aku bilang ke orang tua ku untuk membantumu"

"Jangan, aku tidak ingin merepotkan siapapun, lagipula hanya pekerjaan ringan, aku membantu mencuci piring di kedai makan tetanggaku, lumayan"

"Begitu? Tapi kamu harus janji kalau ada apa apa bilang aja ke aku, jangan sungkan hmm?"

"Ne..."

🦋🦋🦋

"Tua bangka sialan....buka pintunya atau kami dobrak hah? Kami tau kau di rumah" teriak segerombolan laki-laki berbadan besar di depan rumah kakek Lami.

"Bisa kalian kecilkan suara kalian hah? Berisik sekali.....gendang telingaku nyaris pecah"

"Tua bangka sialan beraninya mengumpat pada kami, bayar dulu hutangmu sialan...."

"Iya nanti pasti aku bayar...."

"Nanti kapan? Bahkan kalau kau bekerja seumur hidup sampai mati lalu terlahir kembali dan bekerja seumur hidup lagi sampai mati begitu sampai tujuh kelahiranmu itu tidak akan bisa melunasi semua hutangmu tua bangka"

DIA (Haruto-Lalisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang