Malam hari telah tiba dan semua toko – toko yang ada di Desa Lampion mulai tutup, berbeda dengan siang hari yang ramai, Ketika malam desa ini seperti desa mati, karna toko – toko telah tutup, dan para warga yang tidak berkeliaran Ketika malam menambah kesan sunyi dan sepi pada malam hari.
Lan Wangji, Wei Wuxian, Sizhui, Jingyi, Jinling, dan Ouyang pun keluar penginapan untuk mengamati keadaan desa Ketika malam. Dan benar saja ketika malam, dari arah kuil terdengar suara tangisan dan teriakan yang memekakkan telinga, dan mereka melihat seorang mayat ganas yang berkeliaran dari rumah ke rumah, mereka pun mengikuti mayat ganas itu sampai kembali ke kuil, Ketika sampai di kuil, tiba – tiba saja mayat ganas ini mengamuk
Groar.....groar.....aarrggg
" Sizhui, Jingyi, Jinling, dan Ouyang bentuk formasi untuk mengepung mayat ini, sementara aku akan menekan energi kebenciannya " ucap Wei Wuxian yang menyiapkan mantra untuk menekan energi kebencian mayat itu
" Baik Senior Wei " ucap Sizhui, Jingyi, dan Ouyang
" Baik Paman Wei " ucap Jinling
Setelah energi kebencian itu ditekan, Wei Wuxian pun mendekati mayat itu untuk mengamati mayat ganas itu.
" Wei Ying hati – hari, jangan terlalu dekat "ucap Lan Wangji yang khawatir jika mayat itu tiba – tiba mengamuk dan melukai istrinya
" Mayat ini penuh dengan aura kesedihan, penderitaan, dan kemarahan sebenarnya apa yang terjadi padanya, Lan Zhan keluarkan Guiqin mu " ucap Wei Wuxian
" Baik Wei Ying " ucap Lan Wangji yang mengeluarkan Guiqin untuk melakukan empati
Dari empati yang dilakukan Lan Wangji, diketahui bahwa mayat ganas ini dulunya bernama Si si, ia salah satu penduduk Desa Lampion, ia mati dengan cara dibunuh oleh penduduk desa. Dulu Desa Lampion didatangi seorang peramal, dan peramal mengatakan bahwa des aini akan terkena kutukan kalau tidak menumbalkan seorang manusia yang belum menikah. Dan para penduduk desa yang sangat percaya dengan tahayul pun menjadikan Si si sebagai tumbal karna ia hanya hidup berdua dengan ibunya yang sudah tua dan sakit – sakitan. Ibunya yang mengetahui rencana penduduk desa pun mencoba melindungi anakknya, tapi naasnya ia jga dibunuh oleh penduduk desa, dan Si si melihat ibunya mati dihadapannya, setelah itu penduduk desa pun membunuh Si si dan membuang mayatnya di kuil ini bersamaan dengan mayat ibunya Si si, lebih tepatnya dibawah patung dewa.
Si si yang tidak terima dirinya mati dengan cara seperti ini pun berubah jadi mayat ganas, ia berkeliaran dikota ini dan menghantui desa ini, ia hanya berharap mayat nya dan ibunya mendapat penguburan yang layak, tetapi tidak ada seorangpun yang mendengarnya. Karna hal inilah mayat Si si dipenuhi dengan aura kesedihan, penderitaan, dan kemarahan, hal ini juga yang sering memancing mayat ganas disekitarnya untuk datang ke desa ini.
Mereka yang mendengar itu pun berbegas menggali tanah yang ada dibawah patung dewa, dan benar saja dibawah sana ada dua mayat perempuan, mereka pun menguburkan kedua mayat itu dengan layak. Ketika selesai menguburkan mayat Si si dan ibunya, jiwa Sisi pun tenang karna mendapat penguburan yang layak, ia pun berpamitan pada mereka dan berterima kasih karna telah membantunya, setelah itu mereka pun bergegas kembali ke penginapan dan beristirahat.
Keesokan harinya mereka pun bergegas untuk kembali, dalam perjalanan pulang mereka lembih santai, mereka terkadang singgah ke beberapa desa untuk menginap, tak jarang juga mereka akan beristirahat di hutan.
" Hanguang-Jun,Senior Wei, Sizhui, Jingyi dan Jinling sepertinya saya akan berpamitan di sini " ucap Ouyang yang berpamitan untuk Kembali ke klannya.
" Hati – hati di jalan " balas Wei Wuxian, Sizhui, Jingyi dan Jinling
" Lan Zhan sebentar lagi kita akan memasuki daerah Yunmeng Jiang, ayo kita singgah dulu disini " ucap Wei Wuxian
" Mn boleh Wei Ying " ucap Lan Wangji

KAMU SEDANG MEMBACA
After The Untamed END
RomanceKelanjutan Dari The Untamed, dan ada beberapa gabungan dialog atau alur dari The Untamed versi asli, dan The Untamed versi anime. Alur mengikuti kehendak Author Warning : Semua karakter bukan milik author,tapi alur cerita murni milik Author Maaf jik...