***
"Jadi, serius lo di drop out?" Farhan masih tidak percaya dengan ucapan Sena beberapa menit yang lalu mengenai dirinya yang dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan yang jelas. Farhan terus mengulang pertanyaan yang sama, memastikan Ssna hanya bercanda.
Sena mengangguk pelan. Ia menghela napas panjang.
"Gue udah gak punya tenaga banyak lagi buat ngelawan atau semacamnya." Sena menunduk. Sudah terlalu banyak tenaga, pikiran dan banyak hal yang ia korbankan akhir-akhir ini. Ia tidak ada energi lagi selain menerima semuanya. Apalagi, ini menyangkut orangtuanya lagi dan lagi. Mereka terlalu berkuasa dan kuat untuk Sena lawan. Bagaimanapun juga, mereka orangtua Sena. Sena tidak ingin terus-terus melawan dan membangkang pada mereka.
"Gue bisa bantu apa Sen? Gue bakalan lakuin apapun asalkan lo tetep disini..."
Kalimat bernada lembut itu berhasil membuat Sena tersentuh. Namun, namanya juga Sena. Ia pandai menyembunyikan apapun termasuk ekspresi dan perasaannya.
Sena tersenyum tipis. Ia mengangkat kepalanya, menatap mata Farhan. "Makasih ya Farhan. Lo udah bantuin gue banyak. Tapi buat yang ini, lo nggak perlu bantuin gue. Gue nggak bakalan ngelawan nyokap bokap gue lagi. Mungkin ini udah jalan yang paling baik buat gue. Mereka mau ngelindungin gue dengan cara mereka. Meskipun gue rasa cara mereka beda dan bikin gue nggak nyaman, tapi orangtua mana sih yang biarin anaknya ke jalan yang salah?" Jawab Sena tanpa ragu.
Farhan menipiskan bibirnya, lalu mengangguk kecil. "Lo bener, Sen. Nyokap bokap lo pasti tahu mana yang baik buat lo, apalagi, sekarang lo jadi bulan-bulanan orang yang kepo dengan keluarga besar lo. Mereka nggak mau lo kenapa-napa. Beberapa media mulai buat artikel soal lo yang katanya selama ini disembunyiin."
Sena mengangguk lagi. "Gue udah liat dan gue yakin banyak yang bakalan terseret kalo gue tetep dilingkungan gue, Far. Termasuk lo."
"Gue nggak masalah dengan apapun kalo menyangkut soal lo, Sen. Gue serius," ucap Farhan pelan.
Sena tertegun. Kali ini, ucapan Farhan benar-benar masuk dan menembus ke dalam hatinya. Ia terdiam. Pikirannya langsung mundur ke zaman dimana Farhan yang membencinya dengan sangat dan selalu mencibirnya. Farhan yang sekarang jauh berbeda dibandingkan dengan Farhan yang dulu, dimana membiarkan Sena hidup tenang adalah hal yang paling Farhan pantangi.
Tanpa sadar, Sena menyunggingkan senyum kecil, disusul kekehan pelan---membuat Farhan mengerutkan alisnya bingung.
"Lo ketawa?" Tanya Farhan.
Sena tersenyum. "Gue nggak nyangka lo bisa gini ke gue. Makasih ya."
Farhan mendengkus. "Gue udah nggak kaya dulu, Sen. Dan buat yang dulu-dulu, gue minta maaf banget. Gue nyesel."
Sena menggeleng pelan. "Ngapain nyesel? Semua ada hikmahnya kok. Nggak usah minta maaf lagi, gue udah maafin lo tanpa diminta." Setelahnya, Sena berdiri, lalu menepuk belakang roknya yang ditempeli debu karena duduk di lantai. "Balik kelas yuk? Gue harus ngomong ke Iva. Dia juga udah nungguin gue pasti."
Dalam posisi masih duduk, Farhan menghela napas panjang. Ia mendongak, menatap Sena yang berdiri di sampingnya.
"Bolos aja gimana, Sen? Kita jalan. Gue pen ngabisin waktu gue sama lo, sebelum lo pindah."
"Lo lupa kalo gue lagi dicariin orang-orang?"
Farhan menepuk jidatnya. "Oh iya, gue lupa. Maaf." Farhan lalu berdiri, kemudian menatap Sena dalam.
Sena balas menatap, namun kali ini, ia merasakan ada yang berbeda pada tatapan Farhan, namun tidak dapat deskripsikan dengan kata-kata.
Sena berkedip beberapa kali, menunggu Farhan bersuara karena cowok itu hanya diam menatapnya.
"Lo ken---"
"Gue suka sama lo, Sen."
TBC
Semoga kalian masih ingat sama cerita ini. Kalo masih, terima kasih banyak darikuuu♡
Dari aku SMA kelas 11 sampe akhirnya sarjana, cerita ini belum selesai-selesai wkwkwk. Maaf bikin nunggu.
Mumpung aku ada waktu luang, sepertinya aku akan menamatkan cerita ini sebelum akhirnya akan sibuk lagi dengan real life.
Love you guys! Find me on instagram : @jeantandungan
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...