46

6.4K 769 72
                                    

Yang baca banyak banget, yang vote nggak sampai seperempatnya. Sedihnya. Jadi pengen berhenti ditengah jalan aja nih cerita.

Be a good readers guys:)











***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


"Kepedulian"


***

Seperti biasa, Sena bangun lebih awal dari kebanyakan siswa sepertinya. Pukul empat, ia sudah beraktivitas di dalam kamarnya. Ia merapikan kamarnya yang belum sempat ia rapikan setelah ditinggalkan lima hari lamanya. Mulai dari menyapu lantai, sampai mengatur bukunya di atas meja belajar.

Satu jam beres-beres, ia memutuskan untuk mandi tepat pukul lima. Sambil bersenandung kecil, ia mengambil handuknya dari dalam lemari dan bergegas menuju kamar mandi umum yang berada di luar kamarnya. Rasa dingin menusuk kulitnya ketika ia baru membuka pintu kamarnya. Langit tampak berbeda seperti pagi-pagi biasanya. Sekarang tampak mendung.

Angin ringan berembus, membuat bulu kuduk Sena meremang karena rasa dingin menusuk tulang-tulang. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi. para tetangganya mungkin masih terlelap, terlihat dari pintu kamar mereka yang masih tertutup semua.
Sena lekas mandi, lalu berpakaian. Rencananya, ia ingin mampir ke rumah Iva dan berangkat ke sekolah bersama sahabatnya itu.

Melalui telepon semalam, setelah Sena pulang dari pasar malam, Iva langsung meneleponnya sambil histeris---tidak percaya jika Sena sudah kembali. Iva sebenarnya ingin mendatangi rumah Sena saat itu juga, namun Sena cegah karena sudah larut malam.

Pukul setengah enam pagi, Sena sudah siap berangkat ke sekolah. Karena udara sedang dingin-dinginnya, ia menutupi badannya dengan hoodie berwarna navy. Setelah menyampirkan ransel kecilnya disebelah pundak, Sena keluar dari kamarnya, tidak lupa mengunci pintu. Begitu-begitu Sena juga punya barang berharga di dalam kamarnya---benda-benda pemberian Sang Mama contohnya.

Lingkungan tempatnya tinggal memang rata-rata mengenalnya bahkan memperlakukannya dengan baik. Mereka juga tergolong orang baik-baik dan punya pekerjaan, tidak mungkin ada yang mencuri. Namun, terkadang ada orang dari luar yang datang berniat untuk mencuri. Sudah banyak kasus seperti itu, makanya setiap malam, anak muda disana sering melakukan ronda.

“Dinginnya,” ucap Sena bermonolog. Ia menyesal tidak menggunakan jaket yang lebih tebal. Dingin masih menembus hoodie yang dipakainya, memaksa dirinya untuk memeluk tubuhnya sendiri.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang