3

13.1K 826 27
                                    

Happy reading and don't forget to vote!

Ig: @jeantandungan

***

"Eh, lo pada. Kemarin gue habis ditolongin sama cewek."

Perkataan Rayhan membuat Sena berhenti mengunyah. Perlahan-lahan menghentikan acara kunyah-mengunyahnya agar fokus mendengar apa yang akan Rayhan katakan lagi.

"Jadi, kemaren lo bohong kalo mau jemput sepupu lo?"

Suara Farhan terdengar malas dan terkesan mencibir. Rayhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Kalo itu sih, maafin ye?"

Rayhan kemudian menyengir kuda.

"Cewek yang mana, Han? Yang abis nolongin lo juga waktu itu?"

Kali ini, Gio ikut bersuara.

"Iya, gue lihat dari hoodie yang cewek itu pake, persis sama yang kemarin nolongin gue."

Sena semakin menajamkan pendengarannya, melupakan bakso yang kini mulai dingin. Iva memilih menikmati makanannya daripada menghiraukan Sena yang terlihat diam saja.

"Terus, lo mau apa sekarang?"

Itu Farhan yang bertanya. Terkesan datar dan biasa saja. Padahal Sena sudah degdegan menantikan jawaban yang akan terlontar dari mulut Rayhan. Sena meraih sendok dan menyendokkan kuah bakso ke dalam mulutnya, dengan telinga masih fokus pada pembicaraan di meja sebelahnya.

"Gue bakal cari sampai dapat. Gue bakal selidikin sampai rasa penasaran gue hilang."

Uhuk uhuk uhuk!

Sena tiba-tiba tersedak mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Rayhan. Air matanya sampai keluar karena kuah baksonya yang pedas tersangkut ditenggorokannya. Iva bergerak cepat memberikan air mineral milik Sena dan mengusap punggung cewek itu pelan.

"Makanya pelan dong makannya!" Iva masih mengusap punggung Sena.

Perhatian langsung teralihkan ke meja Sena karena suara cewek itu saat tersedak cukup keras. Termasuk perhatian Farhan, Rayhan, Gio dan Satria.

"Gu-gue balik kelas duluan, Va. Bye!" Sena buru-buru bangkit dari kursinya dan berlari meninggalkan kantin. Iva mengerutkan dahinya, tidak biasanya Sena akan berlaku seperti ini.

●●●

"Lo yakin, Sen, nggak mau kerja bareng gue lagi?" Tanya Iva sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Sena sedang membaca buku paket matematika tebal sambil tengkurap di atas kasur milik Iva. Sebuah rumah kecil yang biasa Sena datangi selain sekolah.

Iva merupakan anak yatim yang sudah lama pisah dengan ibunya. Entah dimana ibunyanya sekarang, Iva sudah melupakannya. Karena dulu, ibunya mengkhianati ayahnya dengan berselingkuh dan menguras habis harta ayah Iva. Sampai akhirnya, ayah Iva menjadi stres dan meninggal. Iva pun menyewa sebuah rumah kecil dengan gaji kecilnya dari bekerja sebagai kasir mini market.

"Nggak. Kerjaan kaya gitu nggak cocok sama gue. Nanti pembelinya kabur." Jawab Sena dengan mata masih fokus kepada buku.

"Terus? Lo mau lanjutin kerja sebagai cleaning service kantor lagi?"

"Hmm."

Iva mengangguk mengerti. Ia tidak mau memaksa Sena, toh Sena yang akan menjalaninya, bukan dia. Meskipun ia rasa bekerja sebagai kasir jauh lebih mudah dibanding harus membersihkan perusahaan yang banyak menguras tenaga.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang