36

5.2K 561 43
                                    

Konflik nih guys.

Vote dulu dong











Udah?





Oke, happy reading❤️


***

Hari ini hari sabtu. Seperti janji kemarin, Sena akan mengembalikan barang Farhan di taman pukul lima sore.

Sena melirik arloji hitam yang melingkar dipergelangan kirinya. Sudah pukul lima sore, dan Farhan belum juga memunculkan batang hidungnya. Ia sudah berada di taman sekitar lima belas menit yang lalu, lima menit sebelum jam lima. Ia mengira Farhan akan lebih dulu datang, nyatanya tidak. Sena membuang napas panjang, lalu melirik jam tangan serta powerbank Farhan yang ia taruh di atas kursi taman, di sampingnya.

“Gue jual beneran nih lama-lama,” ucap Sena bermonolog. Ia tidak suka menunggu, apalagi Farhan sama sekali tidak mengirimkan pesan.

Sena mengedarkan pandangan ke sekeliling. Taman tampak sepi, berbeda dari hari sabtu biasanya. Sena tidak tahu penyebabnya, apa mungkin nanti malam? Satnight? Entahlah, Sena tidak peduli hal itu, yang penting Farhan cepat-cepat datang.

“Dasar bocah tolol, gue balik nih lama-lama.” Sena sudah hampir habis kesabaran ketika waktu sudah terlewat dua puluh menit, dan sebentar lagi langit akan gelap.

Sena mencoba sabar, mungkin Farhan terjebak macet atau tidak, cowok itu ada urusan lain yang lebih penting. Selalu possitive thinking membuat perasaan menjadi lega.

Brak!

Gadis berpakaian serba hitam itu tersentak ketika suara pintu mobil yang ditutup cukup keras menyentuh indera pendengarannya. Sena mencari asal suara, lalu pandangannya jatuh ke arah pukul sebelas, dimana mobil hitam dengan kaca gelap terparkir. Disana turun tiga orang pria berpakaian rapi. Mata Sena membulat, bersamaan dengan tangannya yang gemetar. Ia tahu siapa orang-orang itu.

Sena berdiri, lalu bergegas berbalik dan kabur dari sana. Ia mencoba tenang, tidak panik. Dengan begitu ia bisa lari kencang. Namun, belum mencapai dua langkah, tangannya telah ditarik hingga ia hampir terlempar. Sena menjerit ketika mulutnya dibungkam menggunakan sapu tangan oleh orang lain dari balik pohon.

Sena meronta, namun hasilnya nihil. Kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan pria berbadan besar itu. ketika tiga orang pria itu sudah berada di depannya, tubuhnya langsung diangkat dan dibawa menuju mobil. Sena mencoba menggerakkan kakinya, menendang random tak peduli jika tendangannya itu mengenai kepala salah satu pria itu. semua sudah terlambat. Sena pasrah ketika dirinya sudah masuk ke dalam mobil. Ia hanya bisa berteriak dengan mulut terbungkam.

“SENA! SENA! Lepasin Sena, brengsek!”

Sena kembali meronta ketika mendengar teriakan Farhan yang entah darimana asalnya. Namun, semuanya telah terlambat. Mobilnya telah melaju kencang, entah akan membawanya kemana. Lama-kelamaan, pasokan oksigen Sena menipis karena mulut dan hidungnya masih dibungkam.

Hingga dimana, pandangan Sena menggelap, dan tubuhnya melemas.

*

“SENA!”

Farhan berteriak histeris kala mobil hitam itu akhirnya melaju, membawa Sena pergi entah kemana. Farhan kalang kabut. Ia berlari menuju motornya, lalu mengejar mobil itu. Meskipun sudah ketinggalan sangat jauh, Farhan tidak menyerah begitu saja. ia semakin menaikkan kecepatan motornya. Beruntung, Farhan dianugerahi kelebihan mengendarai motor dengan skill luar biasa. Jadi ia bisa menyalip kendaraan lain dengan lincah.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang