TARGET BELUM TERCAPAI TAPI GATEL PENGEN UPDATE. YA UDAH DEH, DEMI READERS SETIAKU HEHEHE❤️
***
Sampai matahari hampir terbit, mata Sena belum bisa terpejam. Bukan belum bisa, namun belum sempat. Ia dan juga ketiga kawannya sedang membahas soal terbakarnya markas mereka yang sudah beberapa tahun mereka jadikan sebagai rumah mereka. Banyak sekali kenangan disana, dan tentunya panjang jika diceritakan.
Meski tidak menunjukkannya, Sena paham betul jika kawan-kawannya yang semuanya cowok ini bersedih dan mungkin terpukul karena kejadian yang menimpa mereka ini. Sena memberikan penjelasan kepada mereka kemungkinan-kemungkinan siapa saja pelaku dibalik ini.
"Gue yakin banget, pelakunya pasti cewek!" Bima sejak tadi terus saja mengatakan hal itu berulang kali.
"Tapi kenapa cewek? Emang kita pernah bermasalah sama cewek apa?" Vino menimpali.
"Mantan-mantan kalian mungkin," ucap Sena. Ia mengangkat bahunya acuh, kemudian menuju lemarinya untuk mengambil handuk. "Gue mau sekolah, lo semua mau disini apa kemana?" Tanya Sena seraya mengambil peralatan mandinya.
"Gue disini aja deh. Mau kemana kagi gue, basecamp udah ludes," jawab Toro seraya merebahkan dirinya dilantai karena Bima dan Vino yang mengambil alih kasur Sena saat ini, dan Fadli duduk dikursi belajar Sena sambil membaca buku.
"Terserah deh, asal jangan berantakin kamar gue, ya." Sena berlalu, menuju kamar mandi yang berada diluar. Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, tumben ia tidak bersiap ke sekolah secepat biasanya.
Ketika Sena sudah menghilang, keempat cowok itu langsung berembuk. Sejak tadi mereka memiliki satu pemikiran yang sama, namun tak berani mengungkapkannya di depan Sena dan hanya bisa mereka perlihatkan lewat kode-kode mata satu sama lain.
"Gue yakin juga sih, cewek yang Bima lihat tadi tuh pelakunya dan alasan dia ngebakar itu karena Sena. Mungkin persoalan di sekolah kali, ya?" Bisik Vino.
"Mungkin tuh cewek iri kali sama Sena yang cantik terus baik gitu. Mungkin Sena banyak yang sukain kali ya di sekolah?" Tambah Bima.
Fadli mengangguk. "Gue pernah nggak sengaja denger cowok satu sekolah gue bicarain soalnya Sena. Katanya Sena tuh keren banget suka tawuran gitu. Makanya mereka ngefans."
Toro membuang napas panjang. "Perkiraan lo semua beda sama apa yang gue pikirin," ucap Toro tiba-tiba.
"Emang menurut lo apa?"
"Persoalan rebutan cowok mungkin?"
***
Sena menyempatkan diri melewati lokasi basecamp mereka ketika berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia harus berjalan kaki menuju jalan besar untuk menunggu angkutan umum. Bau terbakar masih sangat kentara menusuk penciumannya. Asap kecil yang berasal dari rangka kayu atap masih terlihat. Sekitar lima menit menatap dengan tatapan kosong, Sena langsung tersadar dan memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...