51

5.5K 576 47
                                    

Ig: @jeantandungan


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

TARGET VOTENYA 300 BARU AKU LANJUT YA HEHE.

***


Farhan tidak bercanda dengan kalimatnya itu. Maksudnya mengatakan itu bukan untuk melamar Sena sekarang. Ia hanya ingin mengetahui apakah Sena memang siap dan bersedia meskipun bukan saat ini waktunya. Bahkan ketika Sena menggeplak kepalanya satu kali karena ucapannya itu, Farhan tetap kukuh ingin mendengarkan apa jawaban Sena atas pertanyaannya yang terkesan tiba-tiba itu.

"Gue serius, Sen. Bukan sekarang nikahnya, tapi nunggu lulus, atau sampai kita udah sukses. Mau 'kan?"

Sena membuang napas kasar. "Ujian aja belom, udah mikir nikah lo. Kejauhan woi," ujar Sena malas.

"Gue cuma pengen dengerin jawaban lo, Sen. Ya atau tidak? Kalo iya, gue bakalan maju terus, kalo enggak, ya gue tetep bakalan pepet sampai lo-nya mau," ucap Farhan dengan wajah tanpa dosanya. Ia tampak serius dengan kata-katanya, bukan menggombal. "Bercanda deh, kalo lo lo enggak mau, gue mundur sekarang. Daripada gue berharap dan nungguin tapi ujung-ujungnya nggak pasti 'kan? Sakit pastinya. Tapi daripada sakitnya diakhir, mending sakitnya diawal." Farhan tersenyum tipis, menunggu Sena menanggapi kalimatnya lagi.

Sena terdiam sesaat, lalu kembali menghela napas panjang. Kali ini, ia menyamankan posisi duduknya---bersiap membahas sesuatu yang tidak ia duga datangnya. "Maksud lo sebenernya apaan deh? Lo nembak gue atau gimana?" Tanya Sena serius.

"Enggak nembak. Cuma minta kepastian, tapi nggak pake embel-embelan status dulu. Status mah bisa nyusul, tapi gue disini minta kepastian hati lo buat gue. Gue minta hati lo, Sen. Lo bisa 'kan, jaga hati lo buat gue?" Tanya Farhan. "Kalo lo udah ngejawab bisa dan siap jaga hati lo, gue bisa fokus buat ngedapetin lo, Sen. Gue nggak bakalan mikir lo mau sama gue atau nggak, karena gue udah tahu lo udah pasti mau. Jadi, gue tinggal ngelakuin yang terbaik buat lo doang. Gue nggak terlalu permasahin soal status. Karena status cuma jadi konsumsinya orang-orang yang kadang nanyain tentang hubungan orang lain. Dan gue, juga lo, sama. Sama-sama enggak mau peduliin apa yang orang-orang bilang."

Sena menipiskan bibirnya. Speechless juga karena ini pertama kalinya ia mendengar kata-kata Farhan yang lebih berbobot dan bisa diterimanya dengan sangat baik. Sena terdiam, menatap manik Farhan dalam, menyelami---mencari sebuah kebohongan atau ketidakseriusan dimata Farhan.

"Gue tahu lo serius ngomong gitu, tapi lo mikir nggak sih, lo terlalu cepat ngambil keputusan?"

"Gue tahu ini terlalu cepat, Sen. Tapi lebih baik cepat daripada nanti lo-nya diambil orang 'kan?"

Sena menghela napas panjang. "Ini maksudnya lo ngajakin gue komitmen apa gimana?"

"Bisa dibilang kaya gitu. Kita saling ngejaga hati, Sen. Gue nggak mau lagi pake istilah pacaran. Lo mau 'kan?"

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang