28

6.7K 490 32
                                    

Ig : @jeantandungan

***

Sena mengikat rambutnya asal, sebelum memulai pekerjaannya, mengerjakan tugas sekolah yang menumpuk di atas meja belajarnya. Besok hari senin, hari dimana Sena harus bangun tepat waktu karena upacara bendera selalu dilaksanakan. Meskipun Sena siswi yang bandel, namun ia tidak pernah absen dalam mengikuti upacara bendera.

Setelah makan malam, ia langsung mengambil posisi dimeja belajarnya. Dimana Farhan? Jangan tanyakan. Sekarang lelaki itu sedang asyik sendiri dengan ponselnya di atas kasur milik Sena. Baju seragam putih abu-abu sudah dipajang di depan lemari, sepatu sudah dibersihkan, semua atas pekerjaan tangan Farhan. Entah kenapa, jiwa kerajinannya bergejolak selama tinggal bersama Sena.

"Emang lo nggak punya tugas?" Tanya Sena, sembari asyik mencakar diselembar kertas.

Farhan melirik Sena sekilas. "Nggak ada kok."

"Bagus deh. Mending lo tidur, biar nggak telat besok."

"Lo sendiri?"

Sena berdecak pelan. "Nggak liat lo, gue lagi ngapain?" Tanya Sena sinis.

"Nggak usah ngegas kali, gue nanya doang."

Sena mendengkus, lalu menggeleng pelan. Menimpali perkataan Farhan bisa-bisa membuat mereka beradu argumen lagi.

"Eh, Sen, besok lo mau sarapan apaan? Biar gue go-food sekarang, tapi makannya besok," ucap Farhan excited.

"Habisin aja duit lo, habisin! Biar nanti lo mati kelaperan. Kalo lo kehabisan duit, jangan minta ke gue, gue nggak punya duit," omel Sena. Ia tak habis pikir dengan Farhan yang selalu boros dalam menggunakan uangnya.

"Nggak papa kali. Tenang, Sen, gue punya adek yang bisa dimanfaatin. Gimana? Mau makan apa?"

"Gue nggak suka sarapan. Sarapan aja sendiri." Sena memberi sekilas tatapan sinisnya, kemudian lanjut mengerjakan tugasnya.

"Beneran nggak suka? Berarti sama kaya Fathur waktu itu. Dia juga nggak suka sarapan. Tapi semenjak dipaksa, dia jadi biasa."

"Enggak ada urusannya sama gue," ketus Sena.

"Dih, jangan marah-marah dong, Sen. Nanti muka lo jadi tua lo. Bermutu, bermuka tua," timpal Farhan.

Sena hanya bisa mengelus dada. Acara kerja tugasnya jadi terganggu karena ulah Farhan yang tidak bisa diam. "Far, bisa nggak, lo diem dulu? Gue jadi nggak fokus ngerjain tugas." Suara Sena melembut, agar Farhan bisa dengan baik mendengarkan perkataannya.

"Nah gitu kek! Lemah lembut. 'Kan enak dengernya."

Sena membuang napas lega karena pada akhirnya Farhan diam dan kembali fokus ke ponselnya. Sena tidak peduli lagi, yang penting tugasnya bisa selesai karena besok adalah deadline-nya. Bagaimana pun juga, mendapat nilai yang bagus adalah impian Sena, meskipun kadang nilainya dikurangi karena ulah kenakalannya.

***

Farhan merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena semalaman ia cuma tidur beralaskan selimut. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Senyum lebarnya tiba- mengembang. Ini adalah kali pertamanya Farhan bangun sendiri tanpa dibangunkan oleh seseorang atau pun alarm. Cowok itu mengambil posisi duduk, lalu melirik kasur Sena. Gadis itu sudah tidak ada disana, membuat Farhan panik seketika. Ia langsung berdiri dan menengok kesana-kemari dengan wajah khas baru bangun tidurnya.

"Sena mana?" Farhan melihat ke arah lemari yang dimana Sena menggantung seragam sekolah mereka. Benar saja, hanya ada seragam Farhan yang tergantung disana. "Cepet amat perginya," ujar Farhan tidak habis pikir.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang