Sena menopang dagunya, lalu menatap wajah datar milik Fathur yang menurutnya sangat tampan. Wajah Fathur dan Farhan memang mirip. Namun, Fathur sedikit berbeda karena wajahnya terlihat dingin dan jarang tersenyum.
Fathur yang tersadar kalau Sena sedang menatapnya langsung mengibaskan telapak tangan di depan wajah Sena agar cewek itu berhenti menatapnya. Sena terkekeh pelan lalu berhenti menopang dagunya.
"Muka lo kenapa?" Tanya Fathur dengan nada kaget bercampur dan nada khawatir. Terlihat jelas juga Fathur yang tampak meringis ngilu melihat luka-luka diwajah Sena yang sekarang tampak membiru.
Sena menyentuh sudut bibirnya yang tadi pagi terobek dan sudah diobati. Kini sudut bibirnya membiru dan ada luka kering yang tersisa.
"Jatoh," jawab Sena singkat.
"Dipukul sama siapa?"
Sena tiba-tiba tertawa nyaring. Hanya beberapa detik, dan sontak berganti dengan jeritan ketika Fathur memajukan tubuhnya dan tangannya tanpa aba-aba menekan luka lebam dijidatnya.
"Aw, sakit, anjing!" Pekik Sena kesakitan, seraya mengusap pelan jidatnya.
"Gue tanya, malah ketawa. Mulut lo juga mesti dikontrol, jangan anjing-anjing mulu," ujar Fathur tanpa nada.
"Lo sih pegang luka gue. Sakit tahu!" Balas Sena dengan nada mencibir.
"Siapa yang pukul?" Fathur mengulang pertanyaannya.
"Anak sekolah sebelah."
"SMA Cenderawasih?"
"Bukan."
"Terus?"
"Taruna Bangsa."
Fathur mengangkat kedua alisnya, terkejut dengan jawaban yang baru saja Sena lontarkan. Bagaimana tidak? SMA Taruna Bangsa adalah sekolahnya. Mana mungkin ia tidak kaget.
"Siapa yang mukul lo?" Tanya Fathur. Ia sudah menjadi tenang kembali.
"Udahlah. Masalahnya udah selesai, nggak usah dibahas," jawab Sena. "Lagian cuma dipukul aja, bukan ditikam."
Fathur berdecih lalu menggelengkan kepalanya dengan heran. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Sena yang seolah menganggap semuanya sepele. Dipukul sampai lebam-lebam hanya dianggap sepele? Itulah Sena. Mungkin ia akan menganggap itu hal serius jika dirinya koma.
"Siapa namanya?" Tanya Fathur. Fathur orang yang keras kepala, Sena juga begitu, dan mereka dipertemukan lagi sekarang.
"Ud---"
"Gue nanya siapa namanya?"
Sena mendengus kesal karena Fathur memaksa untuk tahu. "Ines," jawab Sena dengan pelan dan sedikit ragu.
"Cih, Ines? Si cewek gila itu?" Fathur tersenyum miring lalu menggeleng pelan.
"Lo kenal?" Tanya Sena excited.
Fathur mengangguk cepat. "Satu sekolah sama gue."
"Lo anak Taruna Bangsa? Berarti lo juga tahu Astri dong?"
"Mereka temenan, 'kan?"
"Iya."
"Kenapa lo dipukulin sama Ines?" Tanya Fathur.
"Ceritanya itu..."
FLASHBACK
Rayhan menahan tangan Sena agar tidak pergi menolong Karina yang sedang dikeroyok oleh beberapa siswi di dalam sebuah gang. Sena tentu saja tidak bisa melakukankannya. Sena tidak bisa membiarkan orang lain terluka ketika dia sendiri melihatnya. Selagi masih ada kesempatan untuk menolong, kenapa tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...