***
Semua pasang mata langsung terarah kepada dua orang yang tengah berjalan bersampingan di koridor menuju kelas masing-masing. Farhan tampak cuek, tidak peduli dengan orang-orang yang mulai berbisik. Apalagi para kaum hawa yang tampaknya kaget berat melihat dua orang yang selama ini dijuluki kucing dan anjing karena selalu saja berkelahi alias tidak akur.
Sena melirik Farhan yang tampak biasa saja berjalan di sampingnya. "Far, lo jalan duluan," ucap Sena.
Cowok itu langsung menoleh pada Sena, lalu mendengkus. "Kenapa sih? Lo nggak nyaman deket-deket gue, ya?" Suara Farhan memelan.
"Bukan gitu. Risih aja gue diliatin kaya gitu," kata Sena malas. Menjadi pusat perhatian itu kurang mengenakkan dan ia tidak suka. Kalau Farhan sudah biasa dengan hal itu.
"Jangan liatin mereka makanya. Jalan aja, anggap mereka tuh angin, atau nggak debu," kata Farhan cuek, tidak peduli jika perkataannya itu didengar orang-orang.
Sena memukul pelan lengan Farhan, memberi isyarat bahwa Farhan tidak boleh mengatakan itu. "Mereka denger, bego!" Kata Sena.
Farhan mengangkat pundaknya acuh. "Nggak papa, nggak peduli juga."
Sena memutar bola matanya malas. Mereka sama-sama berhenti di depan kelas Sena. Kelas Farhan berada diujung, selisih satu kelas dengan kelas Sena.
"Gue masuk duluan," ucap Sena cuek. Ia sudah mewanti-wanti Farhan agar cowok itu tidak dekat-dekat dengannya di sekolah alias hidup masing-masing seperti dulu, tetapi entah kenapa, Farhan malah semakin mendekat----membuatnya terpaksa pasrah saja dengan kelakuan Farhan. Toh, Sena sebenarnya tidak rugi, selagi Farhan tidak berbuat macam-macam.
Sena tahu pasti, jika Farhan sudah mulai berubah lebih baik dari sebelumnya. Meski kadang suka kelepasan berkata sarkas. Farhan juga menunjukkan kepeduliannya pada Sena, membuatnya diam-diam tersentuh dan tidak menyangka.
"Entar pulang bareng mau nggak?" Tawar Farhan ketika Sena baru saja ingin memasuki kelasnya. Gadis itu menoleh pada Farhan sambil memasang wajah datar.
"Gue nggak bisa."
"Kenapa?"
Sena menghela napas panjang. "Perlu banget lo tahu?" Tanya Sena sinis.
Akhirnya, Sena yang dulu sudah kembali lagi. Ketus, sinis, cuek dan malas menanggapi hal-hal tidak penting, seperti pertanyaan Farhan tadi. Farhan tersenyum lebar, bukannya kesal ketika Sena malah membalasnya dengan sinis.
"Gue suka lo yang kaya gini," kata Farhan masih dengan senyuman diwajahnya.
Sena terdiam. Ia membalas tatapan Farhan, namun dengan tatapan heran. "Ada-ada aja lo!" Sena mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Farhan, kemudian berlalu begitu saja masuk ke dalam kelasnya, meninggalkan Farhan yang malah terkekeh di tempatnya sambil menatap punggung Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...