56

6.3K 527 162
                                    

"Titik terang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Titik terang"

***

Fakta mengejutkan tentang Sena merebak begitu cepatnya dari mulut ke mulut sampai ke telinga para tetangga Sena sendiri. Sena yakin, sebentar lagi orangtuanya akan dikejar-kejar kamera sampai kemanapun oleh wartawan haus informasi. Tidak bisa dipungkiri pula Sena akan menjadi bulan-bulanan mereka.

Hingga dimana, setelah semalaman memikirkannya, Sena memutuskan tidak bersekolah untuk hari ini saja. Hal yang tak patut dicontoh memang, namun itu demi kebaikan Sena sendiri.

Sena hanya berdiam diri di ruma, memantau kejadian diluar lewat ponselnya dan juga Iva yang terus saja mengabarinya tentang suasana sekolah dan apa yang terjadi disana.

Menjadi seorang Sena itu tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapinya. Memang benar, ia dikelilingi dengan teman-teman yang selalu ada ketika senang maupun susah, teman-teman yang mau mengerti dan menjaga Sena seperti saudara mereka sendiri.

Namun, disisi lain, Sena juga dikelilingi dengan orang-orang jahat yang selalu saja merugikan dan menganggu kehidupannya. Tak hanya itu, permasalahan keluarganya juga sangat berat.

“Yang ngebocorin soal gue siapa sih sebenarnya?” Sena mengacak rambutnya frustasi. Bima ikut merasa frustasi melihat Sena saat ini.

“Lo udah tanyain ke Farhan?” Tanya Bima.

“Bukan Farhan orangnya. Gue yakin banget, nggak mungkin dia.”

“Terus siapa dong kalo gitu? Enggak mungkin kita-kita.” Timpal Vino.

Sena menghela napas berat. “Gue juga nggak tahu.” Sena mengangkat pundaknya. “Gue nggak mau nuduh orang sembarangan, jatuhnya fitnah, malah dosa.”

“Jangan-jangan si kasir lagi? Dia tahu soal itu ‘kan, Sen?” Tanya Bima.

Toro sudah hilang kesabaran karena Bima yang terus saja tidak bisa menjaga mulutnya akhirnya meleparkan bantal ke wajah Bima, padahal sejak tadi Toro masih asyik tiduran di lantai padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang. Mereka bertiga, Bima, Toro dan Vino sudah stay di rumah Sena sejak pagi-pagi sekali ketika tahu Sena tidak ke sekolah, sedangkan Fadli masih berada di sekolah sekarang. Eza belum kembali dari rumah neneknya.

“Lo gila, ya? Iva itu sahabat gue, nggak mungkin.” Sena mencoba kalem—malas menanggapi serius ucapan Bima yang memang menjengkelkan.

“Heran deh gue, banyak banget masalah. Tiga cuy, soal si Ridho, basecamp kebakar, sampe soal keluarga Sena. Parah, gue yakin seratus persen, pelakunya sama, Si Ferdinan,” ucap Vino menggebu-gebu.

Padahal hari sudah berganti, mereka terus saja membahas persoalan yang sama dan masih belum mendapatkan titik terang dibalik semua ini. fakta tentang Rayhan dan Ferdinan yang ternyata bersaudara, itu akan Sena telusuri lebih dalam sendirian. Teman-temannya tak mengenal Rayhan, jadi percuma memberitahu teman-temannya soal itu.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang