2

14.5K 842 23
                                    

Happy reading and don't forget to vote!!!


Ig: @jeantandungan

***


Sena mengatur nafasnya yang terengah-engah karena berlari kencang. Ia mendaratkan bokongnya di atas semen kasar dan menekuk lututnya.

"Capek," keluhnya. Ia membuka tudung hoodie-nya dan mengelap keringatnya yang bercucuran. Namun, matanya memicing dimana ia menemukan darah pada telapak tangannya yang ia gunakan untuk mengelap keringatnya. Ia mengusap wajahnya pelan dan tiba-tiba meringis. Wajahnya terasa perih sesaat setelah mengusap wajahnya. Ia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan melihat pantulan wajahnya dari kaca ponsel. Sena menghela nafas. Sebuah luka berbentuk memanjang kini menghiasi wajah cantiknya. Luka yang masih mengeluarkan darah segar.

"Mampus gue." Ia menyederkan punggungnya pada tembok dan memanjangkan kakinya ke depan. Bagaimana pun caranya, ia harus menyembunyikan luka itu dari orang lain.

●●●

Sena berdecak berkali-kali karena amanat pembina upacara yang tak kunjung selesai. Hari ini, ia terpaksa memakai masker, demi menutupi luka goresan dipipi kanannya. Dengan alasan sedang flu berat, akhirnya ia dibolehkan menggunakan masker saat upacara. Kali ini, ia berbaris dibarisan paling belakang sehingga matahari tidak terlalu mengenai tubuhnya. Ia memutar bola matanya dengan malas saat berhasil menciduk dua orang siswi yang berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya.

"Masih pagi udah main bisik-bisik aja. Nggak usah pake bisik segala, cemen lo!" Cibirnya seraya berpura-pura melihat ke arah lain. Karena suaranya yang terlalu keras, ia ditegur oleh salah satu anggota keamanan upacara.

"Nggak usah negur gue dong! Tuh tegur yang sana aja! Masih pagi udah gosip." Sena menunjuk dua siswi itu menggunakan dagunya.

Petugas keamanan upacara hanya menggeleng-geleng. Kelakuan Sena memang sudah dimaklumi. Guru-guru pun tidak ada yang mengenal Sena. Bagaimana tidak, hampir setiap hari, cewek itu menjadi bahan pembicaraan di ruang guru karena keanehannya. Ya, Sena itu aneh. Di kelas selalu tidur, sesekali bolos, tetapi jika ulangan, nilainya paling tertinggi di kelas. Tugas-tugas sekolah juga selalu ia kerjakan dan hasilnya sempurna. Meskipun ia mengumpul tugasnya dengan cara menitipnya kepada Iva.

Masalah juga sering ia buat, seperti sengaja mengotori kelas atau loker-loker, merusak bangku dan meja, melawan guru, jarang piket, sampai berkelahi. Siapa yang tidak mengenalnya? Hampir setiap hari ia membuat masalah.

Selena Catalin Z. Nama yang tertulis diseragam putih abu-abunya yang mulai basah karena keringat sekarang. Lebih senang dipanggil Sena daripada Lena. Entah sudah berapa kali ia memberikan pelajaran kepada orang-orang yang memanggilnya dengan sebutan Lena. Tidak, ia tidak memiliki trauma masa lalu dengan nama Lena. Hanya saja, ia tidak menyukainya karena menurutnya, nama itu kampungan dan tidak cocok dengan wajahnya.

"Saya akhiri dengan ucapan, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Seperti itulah ucapan kepala sekolah untuk mengakhiri amanatnya. Sena hampir saja berteriak karena kesenangan. Untungnya, ia masih punya kesadaran. Meskipun sedikit. Ia meringis kecil karena luka diwajahnya tiba-tiba perih. Mungkin karena keringat.

***

Farhan membuang nafas lega setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Ia menyenderkan badannya disandaran bangku merenggangkan lehernya yang sedikit pegal. Ia melirik bangku disebelahnya, Rayhan sedang memukul-mukul kecil jidatnya menggunakan pulpen.

I Am Not A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang