"Berbuat baik adalah kewajiban"
***
Sena melihat kesana kemari, menatap takut sekelilingnya. Tangannya mencengkeram erat ujung bajunya. Kakinya tidak bergerak sama sekali sejak ia turun dari mobil Farhan dan menghadap ke sebuah tempat yang ia takuti sejak dulu.
Pasar malam.
Ia masih menyimpan trauma di tempat itu, setelah kejadian beberapa tahun lalu, ditinggalkan sendirian di tengah kerumunan orang hingga nyaris saja terinjak. Ada banyak pengunjung yang berlalu-lalang di depannya, membuatnya tanpa sadar melangkah mundur.
Farhan yang baru selesai memarkirkan mobilnya langsung menghampiri gadis itu.
"Sena," panggil Farhan. Tidak ada jawaban, Sena tetap diam, menatap ke depan dengan tatapan takut.
"Far, gue mau pulang aja. Gue nggak bisa ke sini, lo tahu 'kan gue trauma," kata Sena merengek. Tangannya menarik pelan hoodie yang Farhan gunakan.
Farhan tersenyum, lantas meraih tangan Sena dan menggenggamnya erat. "Gue ajak lo kesini untuk alasan itu, Sen. Gue bakal bantuin lo ngilangin trauma lo," ucap Farhan meyakinkan, ia menatap mata Sena dalam.
Sena menggeleng pelan. "Nggak, Far, gue mau pulang aja. Gue takut ..."
Farhan bisa tahu seberapa besar ketakutan di dalam diri Sena saat ini. Bisa ia rasakan Sena balas menggenggam tangannya tak kalah eratnya. Tak hanya itu, tangan gadis itu juga mulai keringatan, begitu juga wajahnya yang memucat.
"Kalo lo begitu terus, lo nggak bakal sembuh, Sen. Lo bakalan hidup berat, karena nggak mungkin lo bakalan hindarin orang banyak terus. Lo pasti tersiksa 'kan, tiap apel harus barisan terbelakang? Upacara juga lo gitu. Sampe rela panas-panasan supaya nggak kehimpit orang-orang? Lo mau sembuh 'kan?"
Farhan menghela napas panjang. Ia yakin, Sena bisa sembuh dari traumanya, makanya ia ingin membantu. Selama ini ia selalu memperhatikan Sena. Gadis itu bahkan sengaja datang terlambat ketika berbaris agar mendapat barisan terbelakang. Meski sering dimarahi oleh anggota OSIS, namun Sena tidak mempedulikannya.
"Gue ... Gue mau sembuh."
Sena balas menatap mata Farhan. Selama ini, Sena paling benci dengan orang yang berkerumun, keramaian, dan orang-orang yang memenuhi suatu tempat, kecuali kerumunannya hanya sekitar empat sampai lima orang. Itu tidak terlalu masalah. Namun, jika ia melihat banyak orang yang memadati suatu tempat hingga saling berhimpitan, jangan salahkan jika ia akan langsung jatuh terkulai sambil menutup telinga dan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...