***
Asap rokok yang mengepul membuat Gio dan Satria mengibaskan tangan mereka didepan wajah karena merasa sesak. Bukannya mereka tidak suka dengan asap rokok, hanya saja, mereka sekarang tidak sedang ingin menambah asap dulu ke dalam paru-paru mereka. Di depan mereka berdua ada Farhan yang tengah menyenderkan tubuhnya dengan kepala menengadah dan ke atas. Tak hanya itu, asap rokok yang mengepul banyak diudara itu ternyata berasal dari Farhan.
Satria dan Gio sampai terbingung-bingung karena Farhan yang berbeda dari biasanya. Farhan itu tipe cowok yang suka melampiaskan kekesalannya lewat sesuatu yang cukup berbahaya. Salah satunya merokok hingga lelah dan kehabisan napas. Tak terkecuali juga pada minuman beralkohol. Namun Farhan jarang seperti itu.
"Han, lo kenapa?" Tanya Satria yang sudah gelisah ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Farhan.
Farhan tidak menjawab. Ia masih terus menghisap rokoknya dan membuang asapnya dengan santai. Jangan lupakan posisinya yang masih mendongak menatap langit-langit basecamp mereka.
"Lo ada masalah apa? Cewek?"
Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Gio, Farhan mengalihkan pandangannya ke arah sahabatnya itu. Bibirnya tertarik membentuk senyuman miring yang nampak sinis.
"Sejak kapan gue kaya gini karena cewek?" Tanya Farhan dengan nada datar, namun mencibir.
Satria dan Gio saling memandang, kemudian mengerdikkan bahu mereka. Farhan memang tidak pernah seperti ini karena alasan cewek. Masih ada alasan yang lebih berkelas daripada itu. Kenyataannya terbalik, cewek yang seperti itu karena Farhan. Farhan tibatiba memicing begitu menyadari sesuatu.
"Rayhan mana?"
"Nggak tahu. Daritadi gue telponin tapi di-reject mulu. Masih marah kali tuh anak," jawab Gio tak habis pikir.
Farhan tertegun. Ia baru teringat kalau Rayhan sedang marah kepadanya sekarang. Ia lupa akan hal itu. Pantas saja Rayhan tidak memunculkan batang hidungnya di basecamp. Padahal biasanya, ia yang selalu semangat untuk mengadakan perkum. Ia sedikit merasa bingung mengapa Rayhan berbeda dari biasanya. Jika sedang marah, Rayhan tidak pernah bisa bertahan lama. Tidak butuh waktu sampai satu hari, Rayhan akan meluruh dan kembali seperti biasa. Namun sekarang, Rayhan sedikit berbeda.
"Eh, Far. Kemarin gue ketemu sama Andina di mall. Lo udah tahu dia balik?" Satria mengalihkan pembicaraan.
"Udah tahu."
"Terus, kenapa nggak lo samperin? Dia nanyain lo kemarin. Katanya dia pengen ketemu lo, tapi lo nggak pernah mau ngangkat telepon dia."
Farhan mendengus malas. "Gue udah ketemu sama dia. Malah dia dateng ke rumah gue. Lebay," ucap Farhan malas.
"Han, kalo lo cuma mau mainin Andina, mending lo tinggalin deh. Kasihan dia cuma ngarep tiap hari. Lo nggak pernah serius," tambah Gio.
Farhan melirik sahabatnya yang kini ikut merokok itu. "Enak aja lo kalo ngomong. Dia tuh udah jadi cewek gue setahun. Kalo gue putusin tiba-tiba tanpa alasan, apa kata nyokap dia? Nyokap gue mah sans, tapi nyokap dia gimana?" Farhan tidak habis pikir dengan pola pikir Gio.
"Ya udah, lo bikin alasan aja."
"Bener!" Satria menjetikkan jarinya.
"Tapi lo masih cinta nggak?"
Bibir Farhan tiba-tiba terkatup rapat. Alisnya mengerut, memikirkan jawaban atas pertanyaan Gio barusan. "Gue masih bingung. Tapi gue rasa, perasaan gue nggak kaya dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not A Bad Girl
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa feminim. Namun, pikiran itu silahkan ditepis jauh karena tampilannya jauh dari kata feminim. Cantik...