Pada saat ini, memang ada dua preman yang mengejarnya dari belakang, dan juga sebuah mobil BMW berwarna hitam yang ikut mengejar dari sebelah sisi kanan jalan.
Sudah lebih dari dua ratus meter dia berlari, dan Kenan masih belum bisa berhenti walaupun dia ingin berhenti. Pakaiannya yang berkibar diterpa angin malam telah rusuh, dan poninya jatuh menutupi dahinya. Meskipun demikian, larinya tidak goyah, ketika dia masih melarikan diri dari kejaran dua orang berbadan besar tersebut. Kenan mengambil ponsel di sakunya.
Panggilannya diangkat dari seseorang di seberang sana, dan Kenan baru saja akan berbicara tetapi dia berhenti. di depannya telah berdiri dua orang pria berpakaian preman seperti dua orang yang tadi, mata mereka menatap lurus kepadanya. Seseorang yang merupakan penerima telepon dari Kenan mengulangi kata 'halo?' beberapa kali sebelum akhirnya Kenan membatalkan panggilannya serta memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.
Sekarang ada empat lelaki besar dan berwajah sangar berdiri di depan dan belakangnya. Mereka terlihat terlatih bela diri. Salah seorang dari mereka berbicara. "Kenny, ikut dengan kami sekarang!"
Kenan diam, tapi bukan berarti dia takut. Sekarang, dia tahu siapa orang yang memerintahkan mereka. Tak lama suara dingin terdengar dari belakangnya. "Jalan!"
Tanpa pemberontakan, akhirnya Kenan mengikuti mereka dan masuk ke dalam mobil, dia tahu siapa dalang di balik orang-orang ini. Sehubungan dengan itu, satu yang dia tidak tahu; kenapa orang itu ingin bertemu dengan cara yang lebih pantas disebut penculikan seperti ini.
Kenan ditahan oleh dua lelaki berbadan besar sambil terus diseret masuk ke dalam sebuah ruangan. Atensinya menangkap ada seseorang yang sudah menunggunya dalam sana dengan posisi membelakanginya. Tubuhnya yang tinggi berdiri di depan jendela kaca menatap keluar. Lelaki itu memakai setelan jas hitam, berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Surai hitam yang menutupi dahinya tak lantas mengurangi kedewasaan di setiap garis wajahnya yang tampan. Kenan menyipitkan matanya diam-diam menatap sosok lelaki itu tatkala merasakan aura gelap yang berkobar dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Kalian sudah tiba?"
Bertentangan dengan aura gelap yang terpancar dari dalam dirinya, suara yang dikeluarkannya bisa dikatakan sangat tenang. Lelaki itu berpaling seraya menatap Kenan seperti predator, bola matanya bahkan tak berpindah sedikit pun saat dia berjalan mendekat ke arah lelaki tersebut.
"Apa maksud lo dengan semua ini, Markus?" Kenan mendesis tak suka dengan cara lelaki yang dipanggilnya Markus ini memperlakukannya. Jika Markus ingin bertemu dengannya, maka Kenan akan mendatanginya tanpa menggunakan cara semacam ini.
Markus tersenyum tipis. Sebuah senyuman yang menyimpan ribuan bahaya di baliknya. Ketika melihat Kenan kembali memberontak di antara cengkraman dua orang pengawalnya, lelaki itu lantas berkata dengan santai. "Gue akan melepaskan lo asalkan lo menjadi kucing yang jinak." Markus mengulurkan tangan kanannya untuk mengangkat dagu Kenan agar mendongak menatapnya, tapi lelaki itu dengan keras kepala memalingkan wajahnya ke samping. Markus mendesah pelan sebelum akhirnya berucap, "Lepaskan dia!"
Serempak, kedua pengawalnya melepaskan Kenan. Kekuatan dari tangan kedua preman yang mencengkram lengan Kenan erat segera hilang. Dia mencibir marah kepada kedua orang itu yang kini telah pergi dari sisinya, selain lelaki di depannya yang masih menatap dengan intens. Dalam situasi sunyi ini, Kenan membiarkan pikirannya berkelana lebih dalam tentang apa yang membuat Markus ingin menemuinya dengan cara kasar seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
RomanceAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...