35. Chapter XIII: Best Friend

261 16 0
                                    

Kenan Pradipta dan Yudha Saputra, kedua lelaki itu telah berteman dekat selama di Jakarta Intercultural High School. Dahulu, Yudha adalah remaja cupu dengan kacamata tebal selalu bertengger di batang hidungnya. Sebagai mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, Yudha sering menjadi target bullying dari siswa yang orang tuanya memiliki status sosial tinggi. Karena itulah Yudha selalu menyendiri, duduk di pojokan paling belakang dan sebisa mungkin untuk tidak mencari masalah.

Kenan yang saat itu baru diangkat menjadi putra Serge Keano, menjadi teman satu meja Yudha sejak hari pertama dia masuk sekolah.

Kenan individu yang tak pilih-pilih dalam berteman langsung menjadi akrab dengan Yudha yang juga merindukan sosok seorang teman semenjak dia bersekolah di JIHS.

Sampai suatu hari, Yudha yang tak sengaja-lupa mengerjakan PR milik Farrel-dibully oleh lelaki itu. Kenan tentu tak tinggal diam temannya dibully. Kebetulan saat itu, Kenan sudah berang atas tindak tak senonoh siswa yang memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk melakukan tindakan bullying-bertindak saat itu juga. Dan berakhir dengan dirinya yang berurusan dengan geng Austin.

Kenan tak menyangka, jika sekembalinya-juga mengembalikan orang-orang dari masa lalu yang pernah dia lupakan-ke sisinya. Atau lebih tepatnya-tak sengaja dia lupakan. Banyak faktor yang dapat membuat Kenan lupa, obat-obatan terlarang adalah salah satunya.

Malam telah mencapai puncaknya. Hanya menunggu beberapa menit dini hari akan menjelang. Jalanan masih penuh dan bising. Beberapa rancauan orang mabuk dan para tunawisma dapat ditemukan di sepanjang jalan.

"Kau tidak berubah sama sekali," Yudha berkomentar atas penampilan Kenan yang menurutnya masih sama seperti sebelas tahun lalu. Namun, dia bukanlah orang yang tak peka hingga tidak bisa mengetahui perubahan apa yang terjadi pada hidup Kenan.

"Dan kamu berubah banyak," balas Kenan. Dilihatnya Yudha secara saksama dari ujung kepala hingga untuk kaki.

Sadar akan dirinya yang diperhatikan dengan jeli, Yudha berkata, "Aku bertambah tampan, 'kan?" guraunya.

Refleks Kenan memalingkan wajah. Lidahnya pun tak lupa mencebik diikuti tawa renyah. Bukan hanya penampilannya saja yang berubah, sifatnya juga ikut berubah. Lebih percaya diri.

Begitu tawa singkat Kenan usai, Yudha kembali berujar, "Andai saja aku tidak mengikuti kata hatiku, mungkin malam ini akan menjadi penyesalan kedua seumur hidupku."

Sepintas Kenan tidak memahami dengan apa yang dituturkan Yudha barusan. Lantas, dilayangkannya tatapan isyarat agar lelaki itu menjelaskan.

Sang teman mengerti, dia menjelaskan. "Saat seorang polisi menerima laporanmu yang berupa pesan singkat, mereka tak percaya. Mereka pikir bahwa itu adalah pesan dari orang iseng. Apalagi setelah alamat yang ditujukan dari si pelapor merujuk pada alamat apartemen aktor ternama, Farrel. Mereka semakin yakin jika laporan berisi tentang tindakan asusila itu adalah pesan dari seorang haters yang hendak meruntuhkan karier Farrel."

Kenan mendengarkan dengan saksama tanpa mau menyela.

"Laporan itu mengingatkanku dengan kejadian yang mengingatkanku kepada seseorang. Jadi, aku membawa anggota baru dalam penyergapan di apartemen Farrel."

Kenan mengerti dengan apa yang dimaksudkan dengan penyesalan kedua seumur hidup.

"Kejadian waktu itu, bukan salahmu. Aku akan senang jika kamu tidak lagi mengingatnya."

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang