5. Chapter II: Your Place to Come Home

1K 55 0
                                    

Kenan telah menciumnya.

Austin tertegun sejenak. Ini jelas sesuatu yang mendadak diterima, tetapi kenapa dia hanya diam dan membiarkan Kenan semakin menekan bibirnya?

Merasa tak ada penolakan, Kenan menggerakkan bibirnya, menyesap bibir Austin secara bergantian atas bawah. Masih tak ada balasan dari Austin sampai pada titik saat Kenan membelai bibir bagian bawah lelaki itu dengan gerakan lambat.

Di sela-sela ciumannya, bibir Kenan mengembangkan senyum saat cengkraman kuat yang menarik kerah dan dasinya berpindah pada kedua sisi lengannya. Memeganginya dengan erat dan dalam waktu sepersekian detik Austin langsung membawa Kenan memasuki salah satu bilik toilet dan menghempaskan tubuhnya sampai menabrak pintu dengan kasar. Austin membalas ciuman Kenan dengan beruntun.

Kenan sempat memekik akibat ulah Austin yang menghempaskan tubuhnya keras, tetapi itu tak seberapa dengan ciumannya yang bisa dikatakan kasar dan menuntut. Jika bukan Kenan yang mendorong tubuh lelaki itu dengan sekuat tenaga, ciuman kasar Austin akan tetap berlangsung sampai menit berikutnya.

Kenan mengelap bibirnya yang basah oleh saliva dengan punggung tangan, kemudian berkata, "Aku hanya memberimu sebuah ciuman pertemuan, tapi kenapa kau bersemangat sekali membalasnya?" Kenan memicing menatap Austin dan memiringkan sedikit kepalanya kepada lelaki itu seolah ingin kembali melanjutkan ciuman pertemuan mereka. "Apa istrimu tidak pandai berciuman?" Nada mencibir terdengar jelas dalam setiap kata-katanya.

Austin yang ditatap Kenan hanya balas menatapnya tajam. "Bukankah sekarang masalahnya adalah antara kau dan aku, kenapa kau membawa istriku?"

"Aku hanya bertanya, tidak boleh?" Kenan mengangkat sebelah alisnya.

Austin tergeletak di tempatnya, bibirnya tidak bergerak tetapi matanya seolah ingin menyampaikan sesuatu.

"Lupakan. Ayo kembali! Aku tidak ingin membuat Monsieur Serge menunggu."

Setelah keduanya keluar dari toilet, mereka kembali duduk di tempat semula, membangun suasana lebih santai dari awal lagi. Seperti dua orang aktor yang kembali mengulang adegan yang sama dalam sebuah film.

"Kalian lama sekali, makanannya sudah mulai mendingin."

"Itu karena Austin memutuskan untuk menungguku, padahal aku sudah menyuruhnya untuk pergi duluan," terang Kenan tanpa ada celah kebohongan.

Monsieur Segre sedikit mengeluarkan tawa atas jawaban Kenan. Dia menatap Austin yang langsung berubah begitu ke toilet bersama dengan Kenan. Padahal beberapa menit yang lalu di mata Monsieur Segre, Austin tampak ingin menghindari Kenan, tetapi sekarang justru Austin rela menunggunya. Dalam hatinya, lelaki paruh baya itu merasa lega karena tak perlu melakukan hal-hal seperti dahulu lagi untuk membuat kedua putranya menjadi lebih akrab. Lagipula dia sadar, jika Austin dan Kenan telah menjadi seorang lelaki dewasa, mereka bukan bocah lagi bocah yang dia kenal lima belas tahun lalu.

Bocah laki-laki yang langsung bertengkar hanya karena memperebutkan sesuatu yang tidak berharga. Biar bagaimana pun Austin sekarang telah berumur 27 tahun, dan Kenan 28 tahun meskipun dari segi wajah Kenan terlihat lebih mudah dari Austin.

Sementara Austin melihat reaksi bangga ayahnya tentang kemajuan hubungan mereka, dia memberikan compliment besar dari dasar hatinya kepada Kenan dan sandiwara yang sempurna.

Sama seperti dulu, Kenan selalu mengatakan, "semuanya baik-baik saja" saat Monsieur Serge menemukan beberapa celah di antara mereka. Ayahnya akan bertanya kepada Kenan apakah hubungannya dengan Austin ada masalah? Apakah Austin melakukan sesuatu hal buruk kepadanya? Lalu Kenan akan tersenyum dan mengatakan semuanya baik-baik saja. Seperti yang Austin inginkan.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang