15. Chapter VI: A Dark Secret That Was Recorded

625 25 0
                                    

Sambil keluar dari coffee shop, Austin berjalan didampingi Kenan. Tak banyak yang mereka lakukan selama kunjungan ke Bandung. Namun, tidak bisa dikatakan tidak terlalu sibuk. Austin hanya melakukan beberapa interview, bertemu dengan rekan bisnis baru dan berbicara tentang saham perusahaan. Selanjutnya, dia akan berkeliling kota. Pergi ke tempat wisata yang direkomendasikan Kenan dan tentu saja lelaki itu sekaligus menjadi pemandu wisatanya.

"Kau tahu tempat berbelanja paling populer di Bandung?"

"Kenapa? Kamu ingin membelikan istrimu beberapa pasang pakaian?" Kenan menebak-nebak dengan nada terkesan menyindir lelaki yang berstatus menikah itu karena berani mengajaknya berkencan.

"Tidak, aku ingin membawamu ke sana untuk berbelanja," Austin menyahut santai tebakan yang menyindir dirinya itu. Dan langsung mendapatkan penolakan, "Lupakan, aku bukan wanita yang mendapatkan mood booster dengan berbelanja," tolak Kenan sambil mengibaskan tangan.

"Jadi kamu ingin kita ke mana? Ke hotel?" Austin berbisik deduktif di telinga Kenan dan rona sontak merambat wajah lelaki itu sampai ke telinga.

"Berhentilah berpikiran kotor!" Kenan membentak, wajah dia palingkan dari atensi Austin beserta seringai yang merekah.

"Berpikiran kotor seperti apa? Aku membawamu ke hotel hanya untuk mengajakmu bermain," elaknya. Dan merangkul leher Kenan, hanya untuk mempermudah dirinya memberi kecupan ringan pada wajah lelaki itu bahkan sampai mengatakan muaacch!

"Hei, jangan lakukan itu! Menjijikkan." Kenan pura-pura memasang ekspresi jijik mungkin. Namun, malah membuat Austin semakin bernafsu menciumnya meskipun hanyalah sekadar kecupan di pipi.

"Semakin kamu menolak semakin membuatku ingin melakukan lebih." Austin menggoda semakin jauh, dia tahu Kenan suka meski lelaki itu memasang tampang jijik kepadanya. Jadi, dari samping Austin telah mengurung Kenan menggunakan kedua tangannya yang bebas sementara tangan Kenan memegang tasnya. Begitu dia hendak memberikan satu ciuman lagi, ekspresi Kenan mendatar seketika.

Austin menoleh ke depan dan melihat seorang sopir yang telah menunggu mereka menatap dengan tampang terperangah. Dengan sedikit paksaan Kenan melepaskan rangkulan tangan Austin pada lehernya, karena lelaki itu membeku telah tertangkap basah mencium lelaki.

Tak ingin si sopir tersebut salah paham dan berpikir yang tidak-tidak antara dirinya dan Kenan, Austin lekas-lekas memberi penjelasan, "Sudah bertemu Kenan? dia saudara angkatku, sudah sepuluh tahun lebih kami tidak bertemu, jadi mungkin tindakan kami terlalu berlebihan sampai-sampai membuat ekspresimu seperti itu," terang Austin, satu tangannya mengusap tengkuk.

Tersadar atas ekspresinya, pak sopir langsung menyanggah, "Tidak, biasa saja. Sepupu saya juga memiliki dua anak laki-laki yang masih kecil," katanya tersenyum kaku sambil membukakan pintu mobil. Sedangkan Kenan dan Austin hanya saling pandang sebelum memutuskan untuk masuk dari sisi berbeda. Sopir itu melanjutkan, "Mereka juga sering bercanda dan menggoda satu sama lain, ya walaupun lebih sering bertengkar."

Begitu masuk ke dalam mobil Kenan dan Austin kembali melemparkan tatapan satu sama lain, mereka teringat masa remaja dulu juga sering bertengkar. Mungkin bisa dikatakan masa kecil yang kurang bertengkar karena tidak mempunyai saudara, begitu mereka memiliki saudara saat remaja keduanya saling bertengkar.

Kenan lebih dulu memutuskan kontak mata dengan Austin lalu berkata, "Mempunyai dua orang anak laki-laki yang sering bertengkar, pasti merepotkan." Ada tawa kecil di akhir kalimatnya, dan sopir itu ikut tertawa seraya menghidupkan mesin.

Begitu mobil mereka jalan, dari arah lain, sebuah mobil BMW yang telah lama diam di pinggir trotoar juga ikut jalan mengikuti mobil yang ditumpangi Kenan dan Austin dari belakang tanpa disadari keduanya.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang