Suara deheman berat sontak memutuskan ikatan tersebut, kedua pasang mata spontan menatap serempak kepada si pemilik suara. Hampir merupakan sosok penting yang berada di depan mereka, Kenan dan Austin langsung menunduk walau keduanya masih saling lirik lewat ekor mata.
"Austin, mengapa tanganmu di pinggang Kenan?" Ayahnya bertanya dengan sorot menyelidik.
"I-itu ..." Gestur mata Austin mengerling, menatap Kenan dari atas ke bawah, "Itu karena malam tadi Mas Kenan mengeluh pinggangnya sakit."
"Um ..." Sedang Kenan mendengung, menolak ketara.
Austin memutar tubuh sepenuhnya menghadap ke arah Kenan, menarik pinggangnya untuk lebih dekat. Dalam sekejap, tangannya terulur menyentuh pinggang Kenan hingga lelaki itu menjerit antara terkejut dan jengkel.
"Sakit, Austin!" Kenan tidak bisa untuk tidak membentak lelaki itu detik ini sekalipun itu di depan ayahnya.
Sedangkan Austin yang berusaha memijat pinggang Kenan hanya menampilkan cengiran khasnya sambil berkata, "Sebentar juga sakitnya hilang," balasnya setengah memaksa supaya Kenan diam.
"Austin hentikan, kamu menyakiti Kenan!" tegur ayahnya.
Bukannya berhenti, Austin lekas berkilah, "Aku hanya ingin membantunya," Austin menggenggam pergelangan tangan Kenan yang menarik kerah kemejanya. Posisi Austin menduduki paha Kenan saat tahu lelaki itu mencoba menendangnya.
Suasana hening dalam sekejap, aksi Austin dan Kenan berakhir—moment atmosfer mencekam terasa. Suara gebrakan meja tanda peringatan. Dalam diam, Monsieur Serge menatap, kedua putranya perlahan saling membuat jarak. Lelaki paruh baya itu menangkap pandang atas Kenan. Selanjutnya, dia menghela napas panjang sebelum berkata, "Jika kamu tidak enak badan, kamu bisa cuti untuk beberapa hari."
"Tidak perlu Monsieur-em maksudku Ayah. Aku hanya butuh istirahat untuk beberapa saat." Suara Kenan merendah, dan dia menundukkan pandangan.
Lagi, Monsieur Serge mengembuskan napasnya panjang. Namun, kali ini dia tersenyum tipis. "Baiklah jika itu pilihanmu, tetapi jika kamu sakit—"
"Jika aku sakit, Ayah bisa menyerahkan semua pekerjaanku kepada Austin untuk dikerjakan." Kenan menyela sembari melayangkan atensi kepada lelaki yang dimaksud.
Tawa pecah datang dari Monsieur Serge begitu selaan Kenan selesai, dia berkata di sela tawanya, "Ahaha ... Kamu benar, kita punya bosnya di sini."
"Kalian curang, mengapa harus aku?" Protes dilayangkan oleh yang bersangkutan.
Spontan ditanggapi oleh Kenan dengan tepukan pada bahu Austin. "Ayolah, sekali-kali kamu juga harus meringankan beban bawahanmu." Satu kedipan mata dia berikan kepada Austin. Seolah terhipnotis Austin tak merespons balas, lelaki itu terpesona hanya karena kedipan mata dari saudara angkatnya.
***
"Kenan!"
Seorang perempuan memanggilnya dengan kepala yang lebih dulu menyembul menutupi layar laptop yang sedang Kenan pandangi.
Tersentak dalam lamunan, Kenan lantas membetulkan posisi duduknya kembali tegap untuk menatap balik perempuan tadi. "Mbak Shofie, kamu mengagetkanku saja," keluh Kenan melalui nada bicaranya yang terdengar dibuat-buat kesal, tetapi dalam hati, dia begitu senang perempuan itu datang ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
Roman d'amourAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...