"Brandon, mengapa lo tidak mengetuk dulu sebelum masuk?" Austin berdecak kesal menyuarakan ketidaksukaannya.
Tanpa bersalah Brandon membalas, "Bukankah kita sudah berteman sejak kecil? Haruskah gue meminta izin dulu buat masuk?" Dia mengangkat sebelah alisnya. Lalu atensinya kembali kepada Kenan dengan tatapan mencemooh, "Jadi, lo sudah berbaikan dengan kelinci peliharaan lo itu?"
Nada cemoohan menusuk gendang telinga Kenan, menyulut amarah dalam dirinya. Baik dirinya, Austin dan Brandon tahu seberapa rumitnya hubungan mereka dulu. Sedetikpun Kenan tidak akan pernah melupakan apa yang telah dilakukan lelaki bernama Brandon ini di masa lalu, dan demi Austin dia masih berusaha menyembuhkan sakit hatinya karena dia yakin pandangan Austin terhadap dirinya telah berubah.
Austin menghela napas panjang, "Brandon, bisakah lo gak mengingatkan gue sama kejadian di masa lalu?"
Mendengkus, Brandon menatap Austin penuh selidik. "Ada apa dengan lo? Apa hati lo diluluhkan olehnya?" Matanya melirik Kenan dengan sorot merendahkan sebelum kembali lagi kepada Austin, "Oh, come on! ke mana Austin bajingan yang menjadi sobat gue dulu?" Sebelah bibirnya terangkat.
Austin diam tak menjawab, atau dia tidak mampu menjawab. Di sampingnya Kenan yang mulai tersulut amarah hendak melangkah menuju lelaki bernama Brandon itu, namun sebuah tangan dingin menggenggam tangannya. Rasa dingin dari tangan milik lelaki itu sedikit memadamkan amarah di hatinya.
"Pergilah! Aku akan bicara dengannya." ucap Austin sebelum melepaskan kembali genggaman tangannya.
Pada detik itu juga Kenan langsung melangkah pergi keluar dari ruangan Austin dengan langkah cepat. Begitu berpapasan dengan Brandon, Kenan masih menyempatkan diri memberikan tatapan tajam menusuk.
Pintu ruangan dibanting oleh Kenan dengan kasar, dentuman suaranya memenuhi ruangan yang sekarang dihuni oleh Austin dan Brandon.
***
Helena berjalan sambil menundukkan wajahnya ke lantai. Pikirannya dipenuhi dengan apa yang ada dalam USB tersebut, dia sungguh tak menyangka jika apa yang terjadi di antara Austin dan Kenan jauh seperti yang selama ini dia pikirkan. Seperti menyelami lautan gelap, kamu akan menemukan sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya begitu melewati batasan yang paling dalam.
Lagi, Kejutan-kejutan itu kembali menghampiri Helena tepat setelah dirinya hampir mencapai pintu kantor Austin. Jantungnya yang perlahan mereda kembali berdetak kencang saat melihat sosok Kenan keluar dari dalam kantor suaminya dengan ekspresi marah, bunyi pintu yang dibanting memenuhi sekitar lorong yang tengah sepi dari pegawai karena sekarang orang-orang sedang sibuk di ruangan masing-masing.
Secepat kilat Helena bersembunyi di balik lorong yang lain untuk menyembunyikan sosoknya begitu Kenan melangkahkan kaki berjalan ke arahnya. Melalui balik tembok, perempuan itu melihat jari-jemari Kenan yang tergantung di sisi tubuh mengepal erat seolah siap untuk melayangkan kepalan tangannya itu kepada wajah seseorang. Bahkan amarahnya dapat dirasakan melalui lantai yang dipijak Kenan, merambat menghasilkan bunyi tap tap tap.
***
"Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata kamu di sini."
Sorenya cerah ketika kalimat pernyataan terlontar dari lelaki berwajah tampan yang tersenyumnya seolah membujuk sang kekasih yang sedang ngambek. Tempat itu adalah puncak gedung hotel Keano Company atau yang biasa disebut atap. Di pagar pembatas, Kenan menyandarkan tubuhnya seraya mengisap sepuntung rokok yang tersemat di antara kedua jarinya. Tak ada sepatah kata yang terlontar sebagai tanggapan, hanya pandangan dingin dipenuhi kekecewaan yang tersirat dalam sepasang iris coklatnya yang kini memaku sosok Austin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
RomanceAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...