"Ayo kita akhiri hubungan ini!"
Kalimat itu bagaikan petir di telinga Austin. Dia menatap lekat wajah tampan lelaki yang sekarang diam menunggu respons. Gejolak rasa bahagia yang tadi singgah segera sirna, meninggalkan dengungan yang menyumbat rungu. Menyusutkan benaknya untuk berpikir jernih, mencerna sebaris kalimat dari Kenan.
"Katakan lagi!" pinta Austin dengan suara beratnya.
"Kita akhiri saja hubungan ini, aku sudah lelah." Kenan menghela napas panjang. Wajah dia palingkan pada gedung-gedung elite yang berdiri kokoh berlatar matahari terbenam.
Seketika wajah Austin menggelap, bersama langit yang kian pekat berselimut senja. Jingga menua, bergradasi biru tua dan menjadi gulita.
Sepi meraja, waktu beranjak, berdirilah Kenan dari tempat duduknya. "Maaf, dan ... terima kasih," ucapnya lirih, ada desahan berat terhempas di akhir kalimat.
Tatkala tungkai Kenan melangkah, sebuah tangan mencegat pergelangan kanannya. Cengkraman kelima jari begitu kuat, si empunya berusaha untuk tidak mematahkan tulangnya. Kenan berpaling, menatap wajah tampan yang sudah mengeras. Sementara wajahnya sendiri datar, menyembunyikan nyeri yang dirasa ulah cengkraman Austin.
"Siapa yang mengizinkanmu pergi?" Gigi Austin menggeletuk di antara tanya.
"Kau tak berhak menahanku."
Kaki kursi menggesek lantai semen terdengar nyaring. Disusul oleh sosok Austin yang kini berdiri sejajar dengan Kenan.
Austin telah mengekang pergerakannya dengan menahan kedua tangannya. Kenan tidak bisa ke mana-mana. Meskipun begitu, wajahnya tetap tenang dan datar. Seolah dia telah mempersiapkan diri untuk moment ini.
"Kamu tidak sungguh-sungguh, 'kan?" tanya Austin, suaranya bergetar; antara menahan amarah dan memohon.
"Tidak. Aku serius."
"Mengapa? Katakan padaku alasannya!"
" ... "
"Kamu lagi ada masalah, Kenan?"
"Ya ..." Bibirnya tremor, "tidakkah kamu lihat? Semuanya adalah masalah! Hubungan kita lah masalahnya."
Kali ini Austin yang bungkam.
"Kita menjadi saudara saja, ya?"
Jakun Austin bergerak gelisah. Inilah kata-kata yang tidak pernah ingin dia dengar dari mulut Kenan. Ada sesuatu dalam dadanya yang meluap-luap ingin ditumpahkan.
"Jika kamu bisa mencintaiku sebagaimana seorang kekasih, kamu juga ... mungkin bisa mencintaiku sebagai saudara—"
"TIDAK!" salak Austin menolak.
Kenan tak berkedip, bahkan tersentak sekalipun pada penolakan yang menusuk gendang telinga itu.
"Kamu milikku, tak ada yang boleh memilikimu sebagai seorang kekasih selain aku. Dan aku, tidak akan pernah menganggap kamu saudaraku!" tegasnya, menekankan kata demi kata.
Austin melangkah maju, menghapus dalam sekejap jarak antara dirinya dan Kenan. Dengan gairah yang mengambang ke permukaan—bekas ciuman tadi, bercampur amarah yang menyulut hati. Dia meraih tengkuk Kenan secara paksa dan menciumnya dengan buas.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Halo! 😃
Buat kamu yang ingin membaca cerita Rahasia Perselingkuhan Terlarang lebih cepat sampai tamat tanpa edit/cut, kini ceritanya telah tersedia dalam bentuk e-book.
⚠️ WARNING 🔞 Cerita ini memuat konten NSFW 21+ yang diperuntukkan pembaca dewasa yang menggemari tema sejenis. HAPPY ENDING.
Format: PDF [ 669++ halaman ]
Untuk pembelian silahkan hubungi aku melalui WhatsApp 0831-5955-4466
Buat yang sudah memiliki dan membaca ceritanya sampai selesai, dimohon untuk tidak spoiler di kolom komentar.
Atas perhatiannya, kuucapkan terima kasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
RomanceAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...