4. Chapter II: Your Place to Come Home

1.3K 60 0
                                    

Malam ini seluruh orang jejeran tamu penting telah berdatangan serta berkumpul di lobi. Tak lupa juga wartawan media berita juga ikut serta untuk meliput. Monsieur Serge akan mempromosikan hotel yang baru rampung, malam ini resmi dibuka, dan konferensi pers malam ini akan ditayangkan di televisi lokal secara langsung. Semua orang tengah sibuk berbincang-bincang, dan wartawan telah siap dengan kamera dan mikrofon mereka. Tak seorang pun yang menunjukkan minat pada makanan dan minuman penyegar yang telah tersedia di samping meja. Keluarga besar Keano memiliki sektor bisnis hotel dan industri pariwisata. Mereka juga mengelola pusat perbelanjaan, restoran berbintang dan supermarket.

Monsieur Serge keluar dari limusin dengan disambut jepretan kamera serta wartawan. Lelaki paruh baya berdarah Perancis dari ibunya itu tersenyum dengan garis halus keriput di sekitar mata dan pipi bawahnya. Di usianya yang menginjak lima puluhan, tubuhnya masih tegap berdiri sewaktu muda dulu.

"Monsieur Serge, ada kabar mengatakan jika Anda mempunyai seorang putra yang lain. Apakah itu benar?"

Setelah sekian banyak pertanyaan yang dipertanyakan, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang menyedot banyak perhatian setelah salah seorang perempuan yang merupakan wartawan media cetak bertanya.

"... Itu benar, aku mempunyai seorang putra angkat."

Sontak, puluhan wartawan itu pun langsung mendekat tepat di mana lelaki paruh baya itu berdiri. Mengangkat kamera mereka dengan kembali bertanya dengan antusias.

"Kenapa Anda tidak pernah menceritakannya?"

"Aku menunggu hari yang tepat untuk itu. Dan kurasa inilah saatnya."

"Bisakah Anda mengatakan siapa namanya? di mana dia berada sekarang?"

Monsieur Serge tersenyum tipis dan menjawab, "Putraku ada di sini, dan kalian bisa menanyakan langsung kepadanya."

Tak lama, seorang lelaki dengan setelah jas hitam rapi dan elegan berjalan dengan penuh percaya diri menuju Monsieur Serge dan berhenti di sampingnya. Lelaki itu melemparkan senyum dan menundukkan dirinya sedikit ke depan media.

Satu detik berikutnya, cahaya putih menyilaukan langsung menyerbu lelaki itu. Puluhan wartawan berlomba-lomba mengambil foto dirinya yang tengah bersanding di depan Monsieur Serge.

Austin yang baru saja datang langsung mengangkat wajahnya, memandang potret yang familier di ingatannya, keterkejutan yang luar biasa memenuhi sorot matanya. Seluruh darah dalam tubuh Austin langsung berdesir ke kepala. Seorang yang disebut 'kenangan masa lalu' telah kembali ke dalam hidupnya dengan memakai identitas dan status yang sama.

***

Bisma yang tengah bosan dengan acara televisi pada malam minggu itu dengan malas memindah-mindah chanel secepat detik jarum jam, sedangkan di sampingnya, ada Ersya yang baru datang dengan setoples kue nastar.

"Apa yang kamu bawa?" Bisma menoleh ke arah Ersya yang memakan nastar.

Tanpa menjawab Ersya menyerahkan setoples kue kering itu ke hadapan Bisma, dan dia langsung mengambilnya serta memasukkan beberapa ke mulut. "Hari ini Mas Kenan belum pulang?"

Ersya mengangguk di sela-sela mengunyahnya. Bisma kembali bertanya, "Tahu ke mana Mas Kenan pergi?"

Ersya menggeleng.

"Sudah tanya pada Mas Ivan?"

"Belum, tetapi mungkin dia sudah tahu ke mana Mas Kenan pergi," sahut Ersya sambil memasukkan nastar ke mulutnya.

Bisma hanya mengangguk apatis sebelum suara Ersya memekik keras tepat di depan telinganya. "Aku tahu di mana Mas Kenan."

Ketika Bisma hendak bertanya, suaranya tertahan di tenggorokan begitu melihat Ersya yang menunjuk ke arah televisi dengan mata melotot.
Di layar televisi, seseorang yang mereka kenal tengah berdiri di depan Podium dengan disorot banyak kamera wartawan.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang