21. Chapter VIII: Fxxk With My Brother

500 23 0
                                    

"Menabrak tiang listrik?!!"

Austin setengah berteriak usai sang ayah menjelaskan kecelakaan yang menimpa dirinya beberapa jam lalu. Keduanya sempat tercengang di ambang pintu tatkala mendapati kondisi Monsieur Segre terlihat baik-baik saja dengan perban putih melilit di kepala.

"Apa Ayah tahu? Ayah sudah membuatku sangat khawatir!"

"Ahaha maaf." Ayahnya tertawa pelan dalam posisi duduk di atas ranjang rumah sakit yang didominasi warna putih.

"Asisten Ayah mengatakan, Ayah mengalami tabrakan sampai patah tulang." Austin lega ayahnya tidak apa-apa.

"Bukan tulangku yang patah, melainkan tiang listrik. Saat itu aku ingin pergi ke bandara menjemput teman lama juga mantan kolegaku yang tinggal di Hongkong."

Giliran Kenan yang bertanya, "Ayah tidak menyuruh seseorang untuk menjemputnya?"

Monsieur Serge menggeleng. "Sebagai teman lama, aku ingin menjemputnya sendiri." Dia menghela napas. "Tetapi semuanya tak sesuai rencana," katanya, sambil mengibaskan tangan yang tidak terpasang infus.

Tak lama setelahnya, terdengar suara ketukan pintu mengalihkan tiga orang dalam ruang inap VIP tersebut.

"Masuklah!" jawab Monsieur Segre pada seseorang di luar.

Masuklah setelahnya seorang lelaki paruh baya dan seorang perempuan muda mengekori di belakang. Lelaki paruh baya itu-Gavin Wong-teman lama sekaligus mantan rekan bisnis Monsieur Serge yang tadi dibicarakan.

"Bagaimana keadaanmu? Aku benar-benar minta maaf, jika tahu begini, aku tak mengatakan kedatanganku sebelum sampai langsung di tempatmu," sesal Gavin Wong begitu sampai di samping temannya, Serge Keano.

"Jangan begitu, semua ini bukanlah salahmu. Melainkan aku yang begitu bersemangat memacu mobil menuju bandara sampai-sampai tak mengetahui jika remnya blong," tutur Serge disertai tawa hambar.

Ada perubahan ekspresi ketara pada raut muka Austin. Dalam hati bertanya, bagaimana rem mobil ayahnya bisa blong? Padahal, setiap mobil kondisinya selalu dicek sebelum digunakan.

Keempat orang di sana tak menyadari ekspresi waswas yang ditunjukkan Austin karena atensi mereka tertuju kepada Gavin Wong dan seorang perempuan muda yang manis.

"Selamat malam, Paman. Aku bawakan buah untukmu." ucap perempuan yang dari tadi-hanya diam menunggu pembicaraan para lelaki di depannya selesai. Sambil meletakkan sekeranjang buah apel dan jeruk di atas meja, perempuan itu sedikit membungkuk memberi hormat.

"Aileen? Kamu ... Aileen Wong?" Monsieur Serge menatapnya dalam mimik terkejut. Sedang perempuan itu hanya mengangguk sambil tersenyum. "Sepuluh tahun tak bertemu, kamu sudah menjadi gadis yang jauh lebih cantik rupanya."

Aileen dibuat jengah, tetapi bukan pujian dari Monsieur Serge, melainkan dua lelaki yang secara bersamaan menatap padanya-usai Aileen meletakkan sekeranjang buah. Menyamarkan raut jengah, Aileen melempar senyum tipis. Austin lebih dulu disapa.

"Lama tak bertemu, Austin." Senyuman simetris tersungging di bibir Aileen.

Austin balas tersenyum tipis. "Ya, sudah lama. Bagaimana kabarmu?" tanyanya balik.

"Baik," Aileen menjawab sambil mengedikkan bahu santai-cuma sedetik sampai keterkejutan mewarnai ekspresinya tatkala mata bulat Aileen menangkap sosok yang cukup dia rindukan. "Kenan?"

Sementara Kenan sendiri tak menduga jika Aileen masih mengenalinya.

"Nona Aileen-"

Belum selesai Kenan membalas sapa, perempuan itu langsung menghambur ke arahnya, memeluk Kenan erat.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang