"Nomor yang Anda tuju, sedang tidak aktif. Silakan tinggalkan pesan---"
"Tks!" Satu decakan, terlontar dari bibir Austin. Sedangkan kegelisahan terburai lewat mimik wajahnya. Sudah beberapa kali dia menghubungi Kenan, namun yang menjawab hanyalah suara dari operator.
Lantas, desah gundah terhempas saat dia kembali mengantongi ponsel dalam saku celana kerja hitamnya. Menoleh ke luar jendela, terlihat dua panorama berlainan atas dan bawah. Memamerkan pemandangan yang berbeda. Kerlip-kerlip warna-warni cahaya menyuarakan bising yang tak berkesudahan dari kendaraan bermotor. Di atas juga menampakan hal yang serupa, dengan atmosfer yang jelas berbeda. Kilauan bintang kekal berlatar gelap penuh harmoni tentu tak dapat dibandingkan dengan binar lampu yang fana.
Tiga hari yang lalu, begitu Austin keluar dari ruang inap Helena untuk mengatakan jika dirinya tidak bisa mengantar Kenan pulang, hanya kursi kosong yang didapatinya, tanpa adanya si lelaki yang berkata, "aku akan menunggumu" sebelum dia memasuki ruang inap Helena begitu dirinya mendadak dapat kabar buruk melalui Galen Ray Surendra—ayah dari istrinya.
Sudah tiga hari ini. Antara Austin dan Kenan tak lagi bertukar kata. Bahkan saat mereka bertemu di kantor, hanya saling menyapa formal, seperti halnya atasan dan bawahan. Meskipun kedudukan Kenan tak terlalu rendah darinya, yaitu seorang manager.
Sudah tiga hari ini juga Austin tak pulang ke penthouse. Lelaki itu bermalam di rumah sakit untuk menemani Helena. Monsieur Serge begitu terkejut usai mendengar kabar bahwa menantunya tersebut pingsan di kamar mandi. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi bahwa Helena tengah hamil anaknya Austin.
Singkat kata, Austin pun dimarahi untuk kedua kalinya oleh sang ayah. Monsieur Serge amat menyesalkan sikap putranya yang telah lalai dari tanggung jawab. Lelaki paruh baya itu juga meminta maaf kepada besannya, Galen Ray Surendra, orang tuanya Helena bersama sang istri.
Pasutri itu memakluminya. Mereka tahu bahwa, Austin baru saja menduduki kursi Direktur. Bukan hal yang mudah baginya yang selama masa remaja bisa dikatakan selalu berfoya-foya, bermain wanita dan berpacu di medan balap. Lelaki itu memperdalam ilmu bisnis setelah usianya menginjak dua puluh tiga. Saat itu, bahkan Austin tak peduli pada jabatan CEO yang menurutnya akan membebani pundak serta pikiran. Ditambah lagi dirinya yang selalu memikirkan tentang Kenan, perasaannya kepada saudara angkatnya itu selalu dia pendam di hati yang paling dalam.
Austin ingin Kenan kembali. Pun, dia tak berkeberatan semisalnya sang ayah memberikan kursi CEO kepada Kenan. Toh, yang membuat Austin iri kepada Kenan adalah perhatian sang ayah, bukan jabatan. Karena sejak Kenan menjadi saudaranya, ayahnya selalu memperhatikan lelaki itu sebagai anak angkat dibanding putra kandungnya dalam hal apapun.
"Austin!" Dari samping, Helena memanggil.
Austin menoleh, menatap Helena lembut penuh rasa bersalah. Perempuan itu bertanya, "Kau sedang memikirkannya?"
Lelaki itu tak menjawab. Membentuk senyum masam di bibir Helena. Dia lantas berkata, "Bisakah kamu memikirkan apa yang ada di hadapanmu?" Helena mengiringi tanyanya, "Apakah ... keberadaan aku di hatimu telah tergantikan olehnya?"
Lagi, Austin memilih membisu—setelah menerima semburan ayahnya. Lelaki itu seolah menemukan jalan buntu untuk mengatasi permasalahan yang lahir dari perselingkuhannya. Jika dikatakan; Kenan telah menggeser posisi Helena di hatinya. Hal itu tak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya, Kenan hanya kembali merebut posisinya—sebagian seseorang yang dulu pernah mengisi hati Austin. Sebelum Helena datang untuk mengambil alih sebentar. Kenan hanya menepati kembali posisinya yang dia sendiri bahkan tidak pernah menyadari bahwa dirinya pernah memenuhi hati Austin—lantaran tujuan awalnya ialah mengambil kembali utang lelaki itu beserta bunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
RomanceAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...