9. Chapter III: Kenan Plans

877 50 0
                                    


Dua minggu setelahnya, Kenan masih belum mau pulang ke apartement Austin, dan hal itu memunculkan rasa penasaran bagi Helena. Keadaan tenang dan santai yang tengah berlangsung ketika sepasang pasutri Keano sarapan, terpecahkan oleh pertanyaan yang dilontarkan perempuan yang berstatus sebagai Nyonya Keano.

"Kenan masih belum pulang?" tanyanya saat Austin sedang minum.

Sedikit terkejut atas pertanyaan itu, Austin sontak tersedak. Hal itu langsung mendapatkan reaksi cepat, Helena menyambut gelas dan memberikan serbet kepala Austin.

Usai mengelap mulutnya, Austin menatap Helena dan bertanya, "Kenapa kamu menanyakannya?"

Helena mengernyit. "Salahkan aku menanyakan kabar saudaramu? Lagipula dia sudah menjadi saudaraku. Dia sudah dua minggu tidak pulang dan kamu tampak tidak peduli dengannya."

Helena nyatanya salah. Austin selalu memikirkan Kenan. Bukan hanya di benaknya, tetapi juga di hatinya, meskipun dia selalu menangkis pemikiran itu.

Austin menatap Helena yang masih menunggu jawaban darinya. Lelaki itu hanya menarik napas panjang, menghadap istrinya dan tersenyum. "Dia mungkin sedang sibuk dengan kariernya sebagai manager. Jadi tidak pulang ke sini dalam beberapa minggu. Kamu tidak perlu mencemaskan saudaraku, lagipula ... dia sudah kembali setelah pergi selama bertahun-tahun, apalagi jika hanya dua minggu. Mungkin beberapa hari lagi dia akan pulang."

Jawaban tadi tampaknya sedikit memunculkan perasaan lega di hati Helena, tetapi di sisi lain ada setitik rasa penasaran yang muncul di lubuk hatinya. Jenis hubungan seperti apa yang dijalin Kenan dan suaminya di masa lalu? Justru itulah yang membuat Helena memberikan pertanyaan seperti tadi.

Setiap kali nama Kenan disebut, Helena melihat ada kedipan yang tak biasa di sorot mata Austin. Dan barusan dia juga melihatnya. Biar bagaimana pun, Helena adalah perempuan yang mempunyai feeling yang kuat.

Helena masih memandang sepasang mata coklat Austin. Mencari sebuah jawaban di dalamnya. Namun, sebelum dia menemukan titik terangnya. Suara yang berasal dari bunyi ponsel secara otomatis menghentikan aksinya.

Itu adalah bunyi ponselnya. Memutuskan pandangan mereka, Helena mengambil ponsel yang terletak di atas meja dan mendapatkan sebuah pesan singkat di dalamnya.

"Sepertinya rencanaku ke Paris akan dipercepat," ungkap Helena, setelah meletakkan kembali ponselnya ke atas meja.

"Seberapa cepat?" Austin bertanya, karena ekspresi perempuan itu tampak lesu.

"Besok lusa."

Raut wajah Austin menjadi sedikit murung. Sebelumnya, Austin punya rencana dua hari ke depan untuk bersama Helena. Dan rencana itu baru diputuskannya pagi ini, ketika dia melihat kalender di atas meja naskah yang terletak di samping foto pernikahannya. 7 Agustus adalah hari anniversary pernikahan mereka yang ke 3. Tiga tahun usia pernikahannya, dan sejak saat itu Austin benar-benar berhenti total bermain dengan para wanita di luar sana. Austin sulit mempercayai jika dia dapat berubah, tetapi faktanya dia telah melakukannya.

Sadar akan perubahan ekspresi pada suaminya, Helena langsung menghibur dengan mencubit pipi Austin. Spontan lelaki menatap ke arahnya dengan wajah yang langsung berbeda.

Helena lantas berkata, "Jangan memasang ekspresi seperti itu, aku hanya ke Paris untuk beberapa hari bukan selamanya," candanya dibarengi tawa, sementara tangannya yang mencubit pipi Austin mengencang.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang