7. Chapter III: Kenan Plans

882 45 0
                                    

Melalui ekspresi datar, Kenan mengamati rapat yang sedang berlangsung. Saat bosan menyerang, sepasang matanya diam-diam mencuri pandang tepat ke arah Austin. Berusaha untuk terlihat sibuk, dia sesekali melihat laptop yang berada di depannya sambil membaca proposal yang tertera di sana lalu secara bergantian menatap beberapa dewan direksi yang tengah membahas hasil penjualan akhir dengan serius.

"Baiklah, kita akhiri rapat sampai di sini." Monsieur Serge berucap seraya membenahi barang-barangnya. Lalu keluar, diikuti Austin dan beberapa anggota yang lain.

Saat Kenan hendak menyusul, niatnya tertahan ketika ada bariton yang memanggil namanya.

"Kenan!"

Kenan menoleh dan mendapati seorang pria yang memiliki jabatan sebagai komisaris perhotelan berjalan menghampirinya.

"Paman Bernardi!" Kenan balas menyapa.

Paman Bernardi mengulum senyum simpul. "Aku sangat senang kamu kembali," ujarnya berbasa-basi.

"Aku juga, senang bisa melihat Paman lagi. Ada sesuatu yang ingin disampaikan?"

Bernardi mengangguk. Sedikit berdeham pelan lalu berkata, "Aku dengar kakakku Monsieur Serge mengangkatmu sebagai eksekutif manager."

"Itu hanya wacana, masih belum pasti." Kenan mengedikkan bahu.

"Awalnya aku mengira juga begitu, tetapi ternyata kakakku tidak pernah bergurau tentang omongannya. Hari ini dia memintaku untuk mengajarimu semua hal tentang bidang manajemen perhotelan, jadi aku sengaja meluangkan waktu untuk empat mata berbicara denganmu."

"Jadi Monsieur ... benar-benar serius dengan rencananya?" Sebuah kejutan besar bagi Kenan, dia bersorak gembira dalam hati, karena secara tidak sengaja ayah angkatnya telah membantu rencananya untuk menggulingkan sang singa.

Bernardi mengangguk, ada helaan napas setelahnya. "Monsieur Segre ingin aku mengajarimu mulai hari ini. Jelas, dia tidak ingin mendapatkan penolakan darimu." Kenan diam tidak menanggapi. Jadi, Bernardi melanjutkan, "Kamu juga tidak kuliah, 'kan?"

Kenan menggeleng dan tersenyum hambar. "Tidak."

"Kalau begitu kamu harus lebih giat untuk belajar. Apa kata karyawan biasa ketika calon eksekutif manager mereka pendidikannya lebih rendah dibandingkan karyawan biasa." Bernardi menepuk pelan bahu Kenan. "Kita bisa mulai sekarang, ikuti aku!"

Selanjutnya mereka pergi ke ruangan yang sudah disediakan.

Ketika melalui pintu, mata Kenan sempat-sempatnya menangkap sosok Austin yang sedang berbicara dengan ayahnya. Dari tempatnya berpijak, Kenan dapat melihat seperti apa sifat Austin jika di depan ayahnya, dan seperti apa sifatnya jika bersamanya.

Kau tidak berubah banyak, gumam Kenan dalam hati, sebelum akhirnya berlalu mengikuti Bernardi.

Berbicara mengenai lelaki paruh baya bernama Bernardi itu, dia adalah adik dari ayah angkat Kenan, lebih tepatnya adalah adik sepupu. Jabatannya di perhotelan adalah HRD.

***

Kenan mematikan keran air stainless steel sambil memijat tengkuknya pelan. Air hangat sedikit meringankan rasa penatnya setelah seharian duduk di kantor, berkutat dengan pelajaran yang diberikan Paman Bernardi selama seminggu penuh ini.

[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang