Saat Kenan membuka pintu, retinanya menangkap seorang wanita paruh baya dalam posisi tengah membelakanginya. Namun, sosok wanita tersebut juga tidak bisa juga disebut paruh baya karena hampir setiap inci fisiknya tidak sinkron dengan usianya telah memasuki kepala empat, alih-alih ada garis kerutan yang diciptakan waktu, malah semakin memancarkan aura kecantikan khas.
Ketika suara berasal dari pintu yang dibuka menyapa pendengarannya, wanita itu langsung memutar kepala ke arah sumber suara. Di balik sorot matanya yang gelap, pandangannya menatap lurus tepat Kenan berdiri. Matanya agak menyipit dengan kedua tangan yang dilipat di dada. Satu langkah Kenan masuk, wanita itu telah sepenuhnya memutar tubuhnya, gerak santai jalannya tampak begitu anggun sekaligus angkuh walaupun di bawah penerangan remang-remang.
Begitu jarak mereka di penghujung satu meter, pandangannya terkunci kepada Kenan melalui tatapan tegas bagi seorang wanita yang memiliki sorot mata tajam. Sorot mata yang mengingatkan Kenan kepada seseorang.
"Selamat malam, Nyonya Renatha." Suara Kenan pelan dan dalam membuka awal pembicaraan.
"Bagaimana kabarmu, Kenan?" Sebuah pertanyaan terlontar di antara bibir merahnya yang membentuk senyuman tipis.
"Baik." Satu kata meluncur mulus sebagai sahutan.
"Aku dengar kamu telah kembali kepada Serge." Dia berucap langsung ke inti pembicaraan karena dia tak suka berbasa-basi. Nada dingin dirasakan jelas oleh Kenan melalui kata-katanya.
Kenan menunduk, tak berani menatap sepasang manik gelap berkilat yang sekarang menatap dirinya tajam. Kenan langsung tahu wanita itu tak suka atas keputusannya, itu sebabnya dia dipanggil, setelah sebulan lebih satu minggu kembali pada Monsieur Serge.
Kenan memiliki alasan yang cukup kuat akhirnya menjawab, "Nyonya, aku punya maksud lain kembali pada-"
"Maksud apa?" Renatha Carim-nama wanita itu, dia mengangkat sebelah alis, senyum lenyap dari wajah cantiknya. "Untuk bermain dengan Austin?"
Kenan berkedip tatkala mendengar kata 'bermain' keluar dari mulut wanita itu. Lelaki itu mengangkat kepala, memandang dengan pandangan mengelak. Namun, Renatha mengambil sesuatu dari dalam amplop yang telah tergeletak lama di atas meja.
Dalam waktu sepersekian detik, lembaran kertas berupa foto berhamburan di depan Kenan. Matanya membelalak saat melihat apa yang ada dalam foto tersebut. Yaitu dirinya dan Austin yang sedang berpelukan sambil berciuman di depan hotel saat malam hari.
"Aku punya alasan untuk itu," ucap Kenan, suaranya mengeras satu oktaf.
"Alasan apa?!" Wanita itu membentak.
Mulut Kenan terbuka. Namun, dia tidak mampu menyuarakan alasan apapun. Sampai akhirnya Renatha tersenyum mencemooh. "Aku tak mau mendengar satu pun alasan yang tak masuk akal darimu."
"Maaf jika aku mengecewakanmu."
Wanita itu menghela napas, mencoba sabar atas perilaku lelaki di depannya-yang menurutnya lebih murahan daripada wanita jalang, "Aku tidak kecewa kamu kembali kepada Serge, semua itu pilihanmu sendiri, tetapi yang tak aku suka adalah caramu agar diterima oleh Austin. Apakah seperti itu? Dengan cara menjadi simpanan seorang pria yang telah beristri? Kamu merendahkan dirimu untuk lelaki sepertinya, apa kamu sudah lupa dengan apa yang dia lakukan terhadapmu? Kamu gampang luluh oleh lelaki brengsek sepertinya."
Beberapa kosakata dari kalimat terakhir berhasil membuat Kenan mengulum senyum masam. Hatinya sakit? Jangan ditanya!
Kenan memberanikan diri menatap wajah Renatha. "Bukankah lelaki brengsek itu juga merupakan anak Anda?"
Kata-kata itu bagaikan tamparan keras untuk seorang ibu. Ibu mana yang tidak sedih ketika seseorang mengatakan jika anak yang dilahirkannya disebut sebagai seorang brengsek. Mungkin itu adalah Renatha. Sejak putranya itu lahir 27 tahun yang lalu, dirinya tidak pernah sedikitpun memberikan kasih sayang yang seperti seorang ibu lainnya berikan. Setelah dia bercerai dengan Serge Leon Keano, hak asuh Austin dimenangkan oleh lelaki itu, dia cemburu dan membenci mantan suaminya, dan bahkan kebencian itu merambat kepada Austin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang END
RomanceAustin Keano, seorang pebisnis hotel berbintang, menjalin hubungan cinta terlarang dengan saudara angkatnya, Kenan Pradipta, di tengah pernikahannya yang mulai terasa membosankan dengan istrinya, Helena Rey Surendra. Percaya cintanya kepada Kenan bu...