"Langit menjatuhkan bulir-bulir yang sedih, yang sedikit, yang sakit, yang tak sungguh-sungguh menghapus dosa, apalagi kenangan."
— Rain Akira Chitsanupongkul•••
Setelah selesai melakukan rutunitasnya berlatih otot, Venice segera bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. Sam sedang sibuk memetik beberapa sayuran di kebun kecilnya. Semua hal sudah di kemas dengan apik di Safe house mewah keluarga Minor.
Jemari kekar milik Venice sibuk memgeringkan surainya mengunakan hair dryer, bahkan otot perutnya terlihat sangatlah kokoh. Tidak lama pria picik itu pun memakai baju casualnya. Kaki jenjangnya pun keluar dari kamar untuk mencari keberadaan sang istri. Karena siang ini dia ingin sekali menikmati wine putih ketika melihat langit yang terlihat mendung.
Sam terlihat seksi ketika mengenakan celana pendek dan kaos putih yang modis. Seperti biasa pria cantik itu hanya membeku ketika suaminya mencium lehernya. Terlihat sekali bila Sam menyukainya, Venice tahu bagian mana yang membuat Sam terangsang.
"Kau sangat cantik?"
Pria cantik itu tersipu malu, jemari kekar milik Venice sibuk merapikan anak rambut sang istri.
"Berhenti untuk mengombali diriku! Aku tidak mau termakan omongamu."
Tapi Venice terlihat tidak mengubris sama sekali. Mengamati wajah Sam, itu adalah sebuah kewajiban. "Aku ingin melihat wajahmu dengan begitu fokus. Biarkan aku memujamu untuk selama-lamanya."
"Daddy! Bisakah kita minum wine?" Sam memegang bahu tegap milik prianya.
"Aku akan memberikanmu dua gelas." Jawab Venice.
Mereka berdua pun berada di ruang keluarga. Sam menyamankan tubuhnya untuk bersadar pada dada bidang milik prianya. Sekarang cuaca terlihat tidaklah kondusif sama sekali.
"Mengapa tidak pakai sekretaris? Katanya uangmu banyak." Ujar Sam ketika mengetahui pekerjaan suaminya cukup banyak.
"Merepotkan. Aku tidak mau kau cemburu melihatku berjalan dengan sekretaris seksi." Jawab Venice sambil merabah paha milik istrinya.
"Akan aku potong penismu." Kesal Sam.
Tanpa membuang waktu, pria picik itu pun mencium lembut bibir milik istrinya. Bahkan Venice memiliki alasan sendiri untuk tidak merekrut sekretaris. Karena Pol suka cukup untuk menguasai semuanya.
"Apakag aku masih juga menjadi pria brengsek?" Tanya Venice pada sang istri.
"Kini tidak lagi. Kamu akhirnya menyembah diriku dan mengauliku." Ujar Sam sambil melihat kearah prianya.
Iris mata Venice pun melihat kearah mata cantik milik Sam. "Namun, sampai kemarin aku masih pria brengsek?"
Sam hanya bisa terdiam ketika mendengar ucapan suamianya. Pria cantik itu pun langsung menedekatkan bibirnya dan mencium bibir milik Venice. Kali ini ciuman keduanya terasa begitu sangatlah dalam. Venice pun melepaskan pautan bibirnya dengan perlahan-lahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]
Fanfiction[WHY Seasons 5 "Love Literature of Rain"] "Aku tidak membencimu, tapi lebih baik jika aku tidak lagi tahu tentangmu."