"Satu pemenang. Sisanya pecundang. Jika tidak, kemenangan tiada berarti. Kau tidak bisa mencurangi takdir."
— Valence Kornwit Treerapanyakun•••
Sehabis menyiapkan keperluan tugas suaminya dan bekal putranya. Tankhun harus pergi ke Mansion Main ketika mengetahui pernikahan adiknya kurang baik. Padahal baru saja masalah Vegas dan Pete selesai. Tapi sekarang malah masalah baru pun timbul.
Iris mata Tankhun melihat kearah adik iparnya yang terlihat layu. Bahkan pria nyentrik itu bersedia menyalahkan Kinn yang begitu kekeh dengan keangkuhannya.
"Porsche, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Tankhun sambil memeluk tubuh adik iparnya. "Jika kau merasa sudah muak, akan kubelikan tas Dior. Jika tidak, akan kusimpan."
"Phi Tankhun.." Ucap Porsche pelan.
"Ya?"
"Aku harus berbicara dengan Kinn?" Ujar Porsche pada kakak iparnya.
Tankhun melihat kearah sekelilingnya. "Dia ada dimana?"
"Aku akan menemuinya di taman belakang." Jawab Porsche.
"Baik." Tankhun mengangguk.
"Aku harus menyelesaikan masalah rumah tanggaku." Jelas Porsche pada kakak iparnya yang khawatir. "Saat semuanya membaik, kita berpesta bersama Pete untuk merayakan kebangkitan kita, okey? Aku harus menemui suamiku."
"Ya."
Ketika Porsche ingin pergi menemui Kinn. Tiba-tiba saja Tankhun mengikuti adik iparnya di sampingnya. Hal itu membuat langkah kaki Porsche pun berhenti.
"Phi Tankhun." Ingat Porsche.
"Ya?"
"Aku akan pergi sendiri." Jawab Porsche tenang.
"Baik. Semoga beruntung dan aku berdoa disini." Tankhun memang tidak bisa melakukan apapun dan dia merasa kasihan pada adik iparnya yang selalu tertekan. Kali ini dia hanya melihat Porsche berlalu dari hadapannya. "Sial. Aku harus duduk disini. Bila Porsche di serang maka aku akan panggil polisi."
Kaki jenjang milik Porsche pun berjalan menuju ke arah taman belakang. Disana dia bisa melihat punggung kokoh suaminya yang melihat kearah pemandangan taman.
"Kinn." Sapa Porsche dengan lembut. "Kita perlu bicara."
"Biar kumulai." Kinn menghadapkan tubuhnya pada Nang Main. "Percakapan ini akan lebih berat bagiku."
"Kinn..."
"Tunggu. Aku ingin mengatakan semuanya sekarang. Bahkan aku juga tahu bila kau sudah mendengar pertengkaranku dengan putramu." Mata tajam Kinn melihat kearah Nang Main yang berdiri di hadapannya. "Waktu sudah mengubah hidupku. Bukan hanya karena memilikimu, tapi juga karena aki sadar apa yang kuinginkan. Aku kira bisa.." Mata Porsche melihat prianya. "Aku tidak mau menjadi jahat. Namun, semuanya berubah ketika aku menolak Wristband lahir ke dunia. Dulu aku masih terlalu muda dan kau harus menghadapinya sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]
Fanfiction[WHY Seasons 5 "Love Literature of Rain"] "Aku tidak membencimu, tapi lebih baik jika aku tidak lagi tahu tentangmu."