Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku mencintaimu karena seluruh alam semesta bekerja sama untuk membantuku menemukanmu." — Valence Kornwit Treerapanyakun
•••
"Jangan melamun seperti orang bodoh! Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Valence pada Rain.
"Jangan membuat masalah! Sekarang kita berada di wilayah perkemahan." Tekan Rain tegas.
"Ya, kali ini aku benar-benar sangat bahagia. Aku naik mobil selama 5 jam untuk sampai di sini dan kau malah berpelukan di depanku bersama seorang bajingan?" Kesal Valence.
"Kenapa kau menjadi sangat marah?" Tanya Rain pada Valence yang berdiri di hadapannya.
"Kau tidak pernah tahu apa-apa! Apakah kau pernah memikirkan perasaan orang lain? Apakah aku satu-satunya yang kau anggap bodoh di sini? Kau harus tahu alasannya terlebih dahulu, tapi... yang jelas aku tidak suka bila teman baikku dekat dengan musuhku." Jelas Valence dan berlalu dari hadapan Rain.
Di sisi lain, Phoenix terlihat begitu ragu untuk menuliskan pesan untuk Tibet. Bahkan mereka baru saja berkenalan dengan begitu singkat dan bertukar nomer telepon. Tak berselang lama, pintu mobil yang di tumpangi oleh Phoenix pun di buka paksa oleh Maysa.
"Dimana Valence?" Tanya Maysa pada Phoenix yang duduk di job belakang.
"Sedang pingsan di bagasi." Jawab Phoenix santai. "Aku tidak yakin sekarang dia sudah mati atau masih hidup."
"Aku sedang tidak ingin bercanda sekarang." Kesal Maysa dan duduk di samping Phoenix.
"Apa yang terjadi hingga kau datang kemari?" Tanya Phoenix pada Maysa.
"Aku akan menunggu Valence di sini. Dia pasti akan kembali sebelum matahari terbit jika dia ingin kembali pulang ke Bangkok." Ucap Maysa yakin.
Hingga akhirnya, Phoenix pun berceletuk ke arah Maysa. "Kami telah memesan sebuah kamar hotel. Mungkin hotel yang sama dengan hotelmu."
"Kalai begitu, aku yakin dia akan kembali lebih cepat." Jawab Maysa sangatlah yakin. "Apakah Valence sedang menemui teman baik kalian?"
"Aku tidak ingin camping yang di lalui oleh Rain hancur berantakan." Jawab Phoenix dengan begitu santai.
Hingga akhirnya, Valence pun datang dan membuka pintu mobil mendapati Maysa di samping Phoenix. "Kamu kembali lebih cepat dari dugaanku kali ini. Duduklah di depan."
"Bagaimana kau bisa tahu aku datang kemari?" Tanya Valence pada Maysa.
"Aku dengar bila kamu memesan kamar hotel. Kita bisa berbicara dengan leluasa di sana. Anak-anak bisa melihat kita bila kita tetap berada di lingkungan perkemahan." Jelas Maysa pada Valence yang terlihat sangat kesal.