"Salah satu hal yang terindah di dunia ini adalah kehamilan."
— Sam Chalach Tantijibul•••
Pagi-pagi buta terlihat Sam yang berbaring dengan nyaman di atas ranjangnya. Bahkan Venice sudah bangun lebih awal sambil melihat istrinya yang masih terlelap. Pemandangan pantai terlihat indah dari luar safe house. Hingga akhirnya, Venice harus pergi sebentar untuk menyelesaikan urusannya sejenak.
Tak berselang lama, matahari pun terbit dan burung-burung sedang berkicau. Sam baru saja bangun dari tidurnya. Bahkan semua orang belum bangun dari tidurnya. Hingga akhirnya, pria cantik itu pun pergi ke dapur untuk mengoreng daging ayam.
Lalu, pria cantik itu mendapati sebuah surat kecil dari Venice di samping gelas jus buah.
"Aku pergi untuk menyelesaikan sesuatu di luar sebentar, kembali sebelum kau bangun.
Venice."
Pria cantik itu hanya tersenyum simpul ketika mendapati surat kecil itu. Bahkan dia mengerakan pelan surat itu di atas meja.
"Kamu terlambat." Monolog Sam sambil berjalan kearah lemari pendingin untuk mengambil ayam dan beberapa bumbu jadi.
Jemarinya dengan begitu lihai mengerakan spatula untuk mengoreng ayam di atas frying pan. Bahkan pria cantik itu mengulum sendok bekas saus honey mustard kesukaannya. Setelah ayam itu matang dengan sempurna. Sam memindahkannya ke atas piring dan menikmatinya dengan segelas jus jeruk.
Tak berselang lama, terlihat Nang Minor yang terlihat berpakaian santai dan mendapati menantunya yang baru saja selesai masak daging ayam.
"Apa kamu baru saja selesai memasak, nak?" Tanya Pete pada menantunya.
"Iya, aku hanya mengoreng ayam dan membuat jus jeruk." Jawab Sam pada Ibu mertuanya.
Bahkan waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi. Wajar saja Paris juga belum bangun dan Bibi Hom juga sedang berbelanja bahan makanan. Kali ini sepasang mertua dan menantu itu pun menikmati ayam goreng bersama.
Sam memotong ayam goreng itu mengunakan tangannya. Iris matanya pun melihat sebuah darah matang di dekat tulang ayam. Hal itu membuat Sam terdiam sejenak dan merasa sangat mual.
"Ada apa, nak?" Tanya Pete pada menantunya.
Tangan Sam segera menaruh ayam goreng itu di atas piring. Lalu dia berlari kearah kamar mandi untuk memuntahkan semua yang berada di dalam perutnya.
"Hoek..!! Hoekk...!!!" Sam mual-mual dan merasakan air liurnya terasa sangat pahit.
Venice yang baru saja kembali pun datang ke dalam kamar karena desakan Ibunya. Bahkan dia bisa melihat bila Sam sedang mual-mual. Tatapan Venice terkesan sangat dingin dan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]
Fanfic[WHY Seasons 5 "Love Literature of Rain"] "Aku tidak membencimu, tapi lebih baik jika aku tidak lagi tahu tentangmu."