Chapter 49

301 28 32
                                    

"Hujan tak pernah tahu untuk apa ia jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hujan tak pernah tahu untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tahu untuk siapa ia jatuh."
— Valence Kornwit Treerapanyakun









•••









Semua siswa maupun siswi di sekolah mengetahui bila saham keluarga Hemhiran anjlok beberapa persen. Di karenakan Venice menarik bantuannya secara sepihak. Bahkan orang-orang berasumsi bila perjodohan Valence dan Maysa juga terancam batal.

Parahnya lagi Joe malah mengajak Rain untuk membicarakan topik hangat ini. Bahkan sejak awal Joe memang tidak menyukai Maysa sampai saat ini.

"Keluarga Hemhiran memang pintar berkuasa. Padahal kenyataannya mendapatkan penopang dari orang lain, tapi mereka masih bersikap angkuh." Ucap Joe ketika melihat berita keluarga Maysa yang hampir di posisi kehancuran.

"Bersikaplah baik pada orang lain. Bahkan kau dan Maysa itu adalah seorang teman." Ujar Rain pada Joe yang berdiri di sampingnya.

Joe segera melihat kearah Rain yang di rumorkan dekat dengan Valence. "Hei, tidak ada teman di sekolah elit ini. Hanya ada hubungan dan koneksi di sini." Jelas Joe pada Rain.

Maysa berjalan dengan angkuh menuju kearah lokernya. Iris mata Rain yang melihat perubahan sikap Maysa yang dingin hanya terdiam.

Sementara itu, gadis cantik itu pun memilih pergi ke taman belakang sekolah. Tiba-tiba saja air matanya menetes dengan perlahan. Karena sebelum dirinya berangkat ke sekolah. Dia melihat Ayahnya terlihat mukra dengan tindakannya yang ceroboh.

Tak berselang lama, Valence datang dan mendekati Maysa. "Apakah kau sudah merasa lebih baik sekarang?"

"Bukannya kamu senang ketika aku menjadi seperti ini? Apakah kamu bahagia sekarang melihatku hancur perlahan-lahan?" Ucap Maysa tanpa melihat kearah Valence.

"Semuanya akan kembali berjalan dengan normal. Mungkin suasana hati Hiaku sedang tidak baik. Jangan khawatir." Hibur Valence yakin.

Iris mata Maysa pun melihat kearah Valence. "Kamu yang seharusnya mengkhawatirkan masa depanmu. Apakah sekarang kamu berlagak seperti pahlawan kesiangan?"

"Aku ingin menjadi seorang teman." Jawab Valence lembut.

"Kamu orang yang terburuk yang pernah aku temui." Ucap Maysa sambil menangis. "Jangan berpura-pura baik pada diriku!"

"Kau bahkan tidak bisa melampiaskan kemarahanmu dengan baik. Berhentilah bersikap seperti orang dewasa." Ucap Valence pada Maysa yang selalu bersikap bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Maysa hanya bisa menangis ketika merasa hatinya sangatlah sakit. Bahkan iris mata Valence melihat kearah Maysa yang berdiri tepat di hadapannya. Valence melangkah mendekat dan menyentuh ragu bahu milik Maysa yang bersedih.

05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang