"Di dalam kutipan-kutipan sastrawan tentang hujan sangatlah banyak dan luas. Karena mengartikan tentang hujan tidak hanya sekedar air yang turun ke bumi.
Melainkan...
Rintikan rindu yang jatuh dengan jutaan tetesan air membasahi alam. Kadang kala ada saja petir yang bergemuruh karena iri dengan sayupnya hujan.
Lalu, apakah yang kita harapkan dari sebuah hujan?
Tanya seorang sastrawan dengan begitu bijaksana.
Aku menjawabnya dengan lantang.
Mula-mula ia berada di udara tinggi, ringan dan bebas, lalu mengkristal di dalam dingin, kemudian melayang jatuh tercium aroma bumi, dan menimpa pepohonan hingga tergelicir dari daun-daun, mengelintir dari atas genting, lalu tumpah ke dalam pekarangan rumah hingga kembali ke bumi.
Apa yang kita harapkan dari hujan?
Hujan juga jatuh di jalan yang panjang, menelusur, dan tergelincir ke dalam selokan kecil, gemercik suaranya, terus gemercik hingga sore. Gemercik juga di gelapnya malam dan bercakap dengan lautan lepas.
Apakah? Hujan juga jatuh di dalamnya lautan, aku rasa begitu.
Tanpa disadari, gemercik hujan turun dengab berkala. Inilah kesempatan untuk mendengar orkestra alam yang di berikan oleh Tuhan.
Semua kenikmatan dan kedamaian yang telah diberikan, seakan menyihir diriku menjadi ceria, melepas beban disaat lelah.
Pluviophine aku menyebutnya, seseorang yang senang terhadap peristiwa alam yaitu hujan.
Tapi sayangnya, aku sendiri tidaklah menyukai hujan.
Pengakuan ini sangatlah konyol.
Sekonyol-konyolnya.
Tetapi kekasihku Rain sangatlah menyukainya. Mau tidak mau aku juga harus suka dengan apa yang dia suka.
Mencintainya juga sulit.
Pada akhirnya kita hanya menjadi dua orang yang mungkin masih sayang menyayangi.
Karena mencintai tanpa memiliki adalah filosifi pamit tanpa pergi."
Valence K. Treerapanyakun.
•••
S
ampai jumpa di Season 6
13-11-23
Binnie-ah
KAMU SEDANG MEMBACA
05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]
Fanfiction[WHY Seasons 5 "Love Literature of Rain"] "Aku tidak membencimu, tapi lebih baik jika aku tidak lagi tahu tentangmu."