"Dia kuat bukan karena dia tidak takut, tetapi karena dia melakukannya dengan sangat kuat, terlepas dari ketakutannya."
•••
Di pagi hari yang begitu cerah, saat burung-burung berkicau merdu di atap rumah dan pepohonan, Tay menyiapkan menu sarapan untuk suaminya. Suasana terasa sepi ketika tidak ada anak-anak yang meramaikan suasana. Walaupun terdapat banyak pelayan yang sibuk bertugas. Tapi tetap saja Tay merasa kesepian.
Tak berselang lama, terlihat Time yang berjalan menuruni tangga sambil memijat tangannya. Bahkan sudah lama sekali pria itu sudah tidak mengurus perusahaan, ia sudah menunjuk Joseph sebagai CEO utama di CH Tantijibul Group.
"Sayang, sarapannya sudah siap. Aku akan membuatkan kopi kesukaanmu." Ucap Tay pada suaminya.
Dengan begitu santai, Time mendudukan dirinya di kursi meja makan dan menikmatu menu sarapan dengan sangatlah tenang. Iris mata Time pun melihat kearah Tay yang sibuk berkutat di dapur.
Sungguh, Time benar-benar bertekuk lutut pada pujaan hatinya. Hampir 37 tahun lamanya dirinya menjalani rumah tangga bersama Tay, setelah di derai cobaan berkali-kali, bahkan di karuniahi dua anak laki-laki yang tampan dan cantik. Hal itu membuat Time sudah merasa sangat cukup.
"Apa kau tidak berencana untuk pergi menemui princess kita?" Tanya Time pada Nang Tantijibul.
Iris mata cantik milik Tay melihat kearah suaminya, bukan karena dia tidak mau bertemu dengan Sam. Tapi dia mudah sekali menangis ketika melihat anak kesayangannya mulai tumbuh dewasa.
Hati Tay sangatlah lemah bila mengenai Sam. "Karena aku tidak ingin menangis bila bertemu dengan kesayanganku. Dia sekarang milik suaminya bukan lagi milik kita. Nama belakangnya bukan lagi Tantijibul melainkan Treerapanyakun. Putra kecilku sekarang bukan lagi seorang putri kecil. Namun sekarang menjadi seorang Nyonya."
"Tapi bagaimana pun dia adalah putra kecil kita." Jelas Time.
Iris mata Tay pun melihat kearah suaminya. "Aku selalu menangis. Hampir 14 tahun lamanya Sam terjerat keterpurukan. Pasti kejadian kelam itu membuatnya merasa ketakutan."
"Venice. Dia akan menerima apapun yang terjadi pada putra kecil kita. Bahkan aku percaya bila Tuhan akan menitipkan malaikat kecil di dalam kehidupan rumah tangga mereka." Time berusaha menyakinkan istri cantiknya.
Tay mengangguk. "Aku percaya hal itu akan terjadi."
"Jadi, sekarang tersenyumlah." Bujuk Time pada istrinya.
Setelah mereka berdua menikmati sarapan bersama. Akhirnya Time pergi ke ruang kerjanya untuk membaca beberapa laporan email yang masuk ke dalam forumnya. Bahkan iris matanya melihat foto-foto lama di dalam album foto di laci meja kerjanya yang bersampul coklat tua. Terlihat foto Joseph dan Sam sewaktu masih anak-anak yang menyimpan memori kecil di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]
Fanfiction[WHY Seasons 5 "Love Literature of Rain"] "Aku tidak membencimu, tapi lebih baik jika aku tidak lagi tahu tentangmu."