Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku diam bukan berarti setuju, itu mengartikan level kebodohanmu sangat buruk." — Valence Kornwit Treerapanyakun
•••
Tanakrit membuka pintu gerbang markas miliknya. Kaki jenjangnya pun memasuki markas dan di ikuti oleh Valence dan beberapa orang lainnya. Iris mata Valence melihat kearah halaman markas milik Tanakrit yang berantakan dengan botol alkohol yang tergeletak di atas meja.
Mereka semua pun berada di ruang tamu di dalam markas utama. Tanakrit pun mendudukan dirinya di atas sofa empuknya.
"Duduklah." Bujuk Tanakrit pada Valence.
Remaja muda itu pun duduk di sofa single di hadapana Tanakrit. "Ini rumah yang keren seperti gaya vintage."
"Kau mau minum apa?" Tawar Tanakrit.
"Aku akan baik-baik saja dengan air putih." Jawab Valence santai.
"Air?" Tanakrit terdiam segenak. "Hei, berikan aku ponselmu."
"Mengapa? Bukankah ponsel itu sebuah privasi?" Tanya Valence pada Tanakrit yang duduk di hadapannya.
"Hanya untuk transaksi aman. Aku harus memeriksa apakah kau sedang membodohiku." Tanakrit berbicara cukup serius.
"Aku menangani informasi pribadi dengan sangat serius." Jawab Valence dan membuat Tanakrit tersenyum tipis. "Aku tudaj bisa bekerja denganmu bila seperti ini." Mereka berdua pun tertawa garing.
"Apakah begitu? Maka aku tidak punya pilihan." Ucap Tanakrit.
Bahkan anak buah Tanakrit sudah memegang sebuah stik golf. Tanpa aba-aba pria itu pun memukul kepala Valence.
Srak!!
Bruk!!!
Tanakrit tersenyum senang ketika melihat Valence terjatuh ke lantai. Pria bajingan itu pun bangkit dan tersenyum.
"Berikan padaku." Ucap Tanakrit dan meminta stik golf itu dari ana buahnya. "Kau anak brengsek! Beraninya kau menipuku? Kau anak yang bodoh. Sampah. Bajingan dan keparat." Umpat Tanakrit dan memukuli tubuh Valence yang hampir kehilangan kesadaran. "Berikah aku ponselnya." Jelas Tanakrit dan anak buahnya mengeledah jaket milik Valence.
Tanakrit pun mengecek ponsel milik Valence dan terdapat chat dari Phoenix. Terlihat sekali bila anak-anak ini ingin menjebak Tanakrit dan menjebloskannya ke penjara. Bahkan Tanakrit melihat rekaman suara Valence.
"Arghh..!!" Erang Valence menahan rasa sakit.
"Hahaha... Hei, apa ini?" Tanya Tanakrit dan menunjukan ponsel itu pada Valence. "Aku pikir beberapa anak akan datang, tetapi kau menjebakku dan memanggil polisi!" Tanakrit menendang kepala Valence hingga pingsan. "Panggil Christopher sekarang! Kalian semua ikuti aku dan bawa anak ini." Titah Tanakrit pada anak buahnya.