BAGIAN 11 Dua Bahagia Dalam Satu Waktu

16 8 0
                                    

Happy Reading

Langit menyodorkan tangannya untuk membantu Almyra turun dari mobil. Dress yang gadis itu kenakan tampaknya membuat ia kesulitan untuk turun dari mobil. Namun dibalik kesusahannya gadis itu dengan dressnya, Langit akui bahwa Almyra terlihat begitu cantik malam ini--dua kali lipat lebih cantik dari sebelum-sebelumya.

dengan bantuan dari Langit, Almyra pun berhasil turun dari mobil, mata gadis itu langsung menatap restoran yang mereka datangi malam ini dengan senyum merekah. lalu ia berganti menatap Langit dengan senyum yang terus mengembang. ia juga meraih tangan Pria itu untuk digandengnya.

Almyra cukup kaget ketika ia diminta pulang kerja lebih awal oleh Langit. Bahkan, biasanya Langit yang menjemput, tapi pria itu malah mengirim sopir untuk menjemputnya. Belum sampai disitu, ketika ia sampai di rumah, ia di kejutkan dengan dres berwarna silver yang menggantung indah di kamarnya. Hingga terdengar ketukkan pada pintu kamarnya dan kemunculan Langit menjawab semua kebingungannya. Langit menyuruh Almyra mengenakan dress itu karena Langit akan mengajaknya dinner. Satu hal yang sangat baru bagi Almyra.

Dan disinilah mereka. Duduk saling berhadapan disebuah restoran bernuansa eropa--tempat yang cocok sekali untuk melakukan makan malam romantis. Almyra tak henti-hentinya menatap sekeliling. Restoran ini begitu mewah, dan Almyra yakini bahwa menu disini juga sama mewahnya dengan view roomnya.

Langit meraih tangan Almyra yang terletak bebas di atas meja. Almyra yang awalnya masih sibuk menatap beberapa interior yang ia sukai di sini teralihkan karena sentuhan lembut tangan Langit.

Almyra menunggu dengan gugup apa yang akan Langit lakukan dengan tangannya. Langit memegangnya dan ibu jari pria itu mengelus lembut punggung tangannya. Ketika Almyra memberanikan diri untuk menatap wajah pria itu, ternyata Langit sudah terlebih dahulu menatapnya, dengan tatapan penuh memuja.

"You're so beautiful," Pujinya ketika melihat penampilan Almyra yang tidak seperti biasanya. Jarinya terus mengelus punggung tangan Almyra.

Akhirnya, pesanan mereka datang. Sedikit tidak rela, karena Langit harus menyudahi adegan itu demi mengisi perut mereka yang sengaja belum di isi sejak sore. Almyra terkekeh ketika melihat betapa kesalnya wajah pria di depannya.

"Selamat makan,"

"Selamat makan," Balas Almyra tersenyum anggun.

Keadaan hening sejenak, keduanya fokus pada hidangan mereka masing-masing.

"By the way, ada cerita apa hari ini? Sampai kamu ngajak aku makan di restoran semewah ini," Pandangan Almyra teredar ke seluruh penjuru restoran. Beberapa kali ia berdecak kagum melihat desain interior di sini. Elegan, mewah, namun juga ada kesan klasik. Sungguh Almyra bingung mendeskripsikan ruangan ini dengan gaya bahasa yang seperti apa.

Langit meletakkan sendoknya di atas piring, tangannya kembali menyentuh tangan Almyra. Mungkin ini saatnya bagi Langit untuk mengungkapkan apa yang sejak beberapa jam tadi ia tahan.

Langit mengeluarkan kotak berukuran persegi berwarna biru dongker kehadapan Almyra, membuka kota itu dan memperlihatkan cicin dengan permata yang mengkilau di tengahnya. Almyra menutup mulut dengan tangannya. perasaan kanget dan juga kagum berpadu menjadi satu bagi dirinya malam ini. apalagi ketika ia melihat betapa indah cincin yang Langit sodorkan padanya.

"Do you want to be my future wife?" pertanyaan itu sukses membuat mata Almyra berkaca-kaca--terharu dan senang mendengar apa yang Langit ucapkan barusan. seolah-olah apa yang terjadi malam ini seperti mimpi bagi Almyra.

Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa terharunya akan sikap romantis Langit malam ini. Sesekali ia menutup mulutnya dengan tangan kanan dan mengipas-ngipas sudut matanya agar air mata haru itu tidak keluar dari wajahnya. Ia tidak ingin makeup yang sudah terpoles indah di wajahnya luntur malam ini dan membuatnya tak lagi terlihat cantik dihadapan pria gagah dan tampan itu.

Langit Sabit (KUN) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang