23. kembali dan maaf

18 5 4
                                    

Deka berjalan menyusuri koridor setelah dari kantin tadi dengan wajah merah dan tangan mengepal. Sepertinya amarah dia belum mereda. Ia berbelok ke arah BS (belakang sekolah).

"Bangsat, memang benar yang dikatakan mereka gue memang bajingan menjijikkan" Gumamnya. Dengan meonjok ke arah tembok.

"ARRRGGGHHH BODOH... BODOH..., kenapa gue bisa ketahuan sama mereka dan kenapa gue bisa setega ini sama adek. Maafin abang dek..." Ucapnya lirih seraya mengacak ngacak rambutnya prustasi.

"Dan kenapa keluarga gue sekejam itu sama gue, ini semua salah mereka. Dan gegara mereka gue jadi jahat sama dewi. Gue brengsek. Gue bajingan. Arrrggghhh" Pikirannya saat itu sedang sangat hancur belum masalah keluarga dan belum lagi masalah dewi. Ia juga sedih jauh dari adiknya itu.

Keluarga dewi dan deka memang sedang jauh dari kata baik bahkan sudah tidak ada lagi keharmonisan dalam keluarga. Kedua orang tua mereka memilih pisah dan menikah lagi dengan meninggalkan dewi dan deka.

Orang tua mereka tidak ada yang peduli, mau dewi dan deka makan atau belum, sakit atau sehat, mereka gak peduli yang penting mereka memberikan uang jajan. Deka itu memiliki sifat keras kepala dan tempramental belum lagi dia itu gak bisa menahan amarah nya. Kalo sedang marah dan emosi sepertinya bukan deka melainkan setan.

Deka dan dewi memang dari kecil sudah sangat jauh dan tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Karena mereka lebih mementingkan pekerjaan nya sehingga sampai dimana mereka tidak peduli lagi terhadap anak anak nya dan berakhir mencari keluarga baru diluaran sana. Bercerai, menikah lagi dan meninggalkan deka dan dewi begitu saja.

Deka bersikap kasar terhadap dewi pun memang sudah ada alasan nya. Ia muak, muak sekali melihat tingkah dewi yang ingin menyatukan keluarga nya kembali. Bahkan untuk menyatukannya saja itu sudah gak ada harapan lagi. Dewi setiap hari sering sekali memaksa, memohon dan berlutut ke papahnya untuk bisa bersatu lagi.

Itu semua membuat deka sangat geram dan marah. Tentu saja marah buat apa mohon mohon lagi kalo semua usaha saja sudah percuma. Dewi sering sekali memohon ke abangnya itu deka buat bisa menyatukan kedua orangtuanya kembali. Deka emosi tentu lah, orang tua seperti itu buat apa disatukan lagi. Mending bodo amat.

Deka memang jahat ke dewi. Dia mengakui itu semua. Tapi setiap jam bahkan menit ia juga sering memerhatikan adiknya meskipun dari jauh, mulai dari ia makan dengan apa bahkan pulang dengan siapa, berteman dengan siapa,main dengan siapa, dia tau semuanya. Dia juga tau kenapa dewi sangat menginginkan keluarga nya utuh kembali, karena dia butuh kasih sayang di masa masa nya saat ini. Deka sedih, sedih sekali karena adik perempuan nya harus merasakan sakit hati yang pernah dulu ia alami juga. Dimana kedua orang tua nya yang gak pernah peduli tentang kehidupan mereka.

Untuk saat ini deka belum siap muncul lagi di hadapan dewi. Dia malu, tentu, dia sudah menyiksa adiknya yang tidak tahu apa apa. Sedari dulu mereka kecil. Mereka saling sayang bahkan saling melindungi. Deka juga sangat menjaga adiknya itu.

Namun 1 bulan kemarin hubungan mereka menjadi buruk akibat kedua orang tuanya dan deka menjadi emosian itu semua salah kedua orang tuanya. Dia berani menyiksa dewi itu semua akibat orang tuanya. Namun setelah itu deka menyesalinya. Dia sadar akan semua ucapan zhiva dan najla. Meskipun cara pengucapan mereka tidak sopan dan membuat deka tidak Terima. Namun dalam lubuk hatinya yang kecil ia memang menyesal.

"Maafin abang dek, abang janji bakalan jagain kamu, abang janji bakal ngelindungin kamu dan menyayangi kamu seperti dulu. Kita harus kembali bersama. Abang menyesal dek..."

Tanpa deka sadari dibalik tembok tersebut ada seorang gadis yang mendengarkan semua ucapannya.

***

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang