Hari berikutnya masih tetap sama seperti kemarin. Keadaan najla dkk masih murung. Itu membuat teman teman sekelasnya kebingungan. Ada apa? Pikir mereka.
Namun ada sedikit peningkatan, saat ini najla dkk serta Ismail dkk sedang berada di kantin. Mengapa najla dkk mau, ya karena atas paksaan ismail dkk.
Saat ini mereka sedang asik menikmati bakso dan esteh pesanannya tadi. "Anjir bakso gue" Pekik devan kala melihat bakso kecilnya diambil oleh niko.
Semua yang berada dimeja itu melirik ke arah devan. "Satu van satu, kagak sekilo" Sahut niko tanpa beban. Sedangkan devan mendengus kesal.
"Goblok bakso cinta gue" Ucapnya memang devan itu sangat menyukai bakso kecil dibanding yang besar. lalu ia menoyor kepala niko membuat niko mengumpat. "Anjing"
"Mulutnya mau gue basmi kayaknya" Sahut deka dengan tatapan tajamnya. "Ada adek sama cewek gue, sekali lagi lo pada ngomong gitu, gue tendang lo ke sungai Amazon"
"Iye iye maaf" Sahut devan. "Mulut gue yang bilang, bukan gue" Ucap niko.
"Loh emang mulut kamu beda ya sama badan kamu?" Tanya dewi polos sedangkan deka sudah menyumpah sarapah didalam hati.
"Otak lo ketinggalan di buku fisika nik" Sahut abrian tanpa melirik devan.
"Wah sia-lo mah gitu ab" Sahutnya dengan cengegesan kala melihat tatapan tajam yang diberikan oleh deka serta bams dan Ismail.
"Ab ab nama gue abrian A-B-R-I-A-N"
Abrian memang sudah sedikit tenang. Setelah kemarin ia mengungkapkan rasa rindunya. Ya meski tak bertemu tapi dengan cara seperti itu rindunya sedikit terobati dan hatinya sedikit tenang. Sedangkan aksa hanya diam melihat perdebatan kedua temannya."Iye iye serah lu dah" Ucap niko lalu ia melanjutkan makan baksonya. Tanpa mereka sadari sasa dan najla menangis dalam diam. Bahkan zahra. Entah apa lagi yang mereka dengar.
Sedangkan bams masih menatap abrian. Karena ia pikir apakah abrian sudah menerima semua ini. "Yan Allah sudah mentakdirkan semua ini. Allah juga yang sudah merencanakan ini. Dan gue cuman mau ngasih tau lo. Yang ikhlas ya, lo jangan terlalu memaksakan semua ini. Ini semua udah takdir nya. Dan lo harus menerima nya dengan ikhlas. Gue juga tau, kalo lo itu belum sempet ngungkapin semua nya ke zhiva tapi gue yakin dia tau seberapa tulus nya elo ke dia. Lo cukup Ta'bah aja ngehadepinnya." Ucap bams panjang lebar setelah menepuk pelan abrian.
"Gue insyaallah ikhlas" Sahutnya. "Kok kamu ngomong gitu bams?" Tanya zahra yang mendengarnya lalu ia sedikit menghapus air mata sisa tadi. "Ngga abrian se-"
"Gak usah dibahas" Sela aksa.
Namun tak terselang lama para cowok cowok mulai menyadari bahwa cewek cewek kembali menangis. "Loh kalian kenapa?" Tanya bams mewakilinya setelah melihat air mata di pelupuk mata zahra.
Sedangkan sasa, najla dan zahra sesegera mungkin menghapus air matanya. Dengan gerakan cepat. "Ah engga kok, kelilipan doang" Sahut sasa.
"Kamu gak mungkin kelilipan kan?" Tanya Ismail curiga. Namun ia hanya mendapat gelengan dari najla. Ismail menghela napas panjang "udah habisin dulu jangan nangis kasian matanya nanti cape"
Sudah 30 menit berlalu mereka makan dan jajan dikantin. Saat ini najla dkk serta Ismail dkk sedang berjalan di Koridor untuk kembali ke kelas. Namun langkah mereka terhenti kala melihat dari arah lawan ada sherlin serta kedua temannya.
Ketiganya menghampiri najla dan Ismail serta yang lain. Keadaan koridor memang sedang sepi karena najla Ismail dan yang lain memilih jalan belakang yang melewati taman sekolah.
"Ups ketemu kalian disini. Gimana ketemu gak... Lo pada sama si dijipa and shalmon itu." Ucapnya dengan nada meremehkan. Sedangkan cewek cewek yang mendengar itu terpancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]
Fiksi RemajaMenceritakan tentang gadis gadis cantik yang menemukan kisah cintanya di SMA. Awal pertemuan seorang najla dengan si kulkas Ismail yang kerap setiap bertemu selalu "BERANTEM" Ini berlaku pada saat SMP aja dan tidak untuk SMA, mungkin karena sudah de...