37. siapa dia?

15 5 1
                                    

Selang beberapa hari berikutnya. Hari ini sudah kembali lagi melakukan kewajiban sebagai seorang pelajar. Hari senin. Hari yang paling di benci oleh siswa siswi. Karena di hari ini lah mereka menjemurkan diri dibawah terik matahari.

Ya upacara. Najla, ismail, dkk sudah berada dilapang. Mereka berbaris sesuai kelas masing masing. Upacara beberapa menit lagi dimulai. Guru pembina upacara pun sudah siap didepan sana. Begitu juga para petugas upacara. Semuanya sudah siap dan upacara dilaksanakan.

Skip

45 menit sudah sekolah nusa bangsa melakukan upacara bendera hari senin. Semua siswa siswi berbondong-bondong menuju kelasnya ada juga yang menuju kantin. Namun tidak bagi najla, ismail, dkk. Mereka lebih memilih masuk kelas dan berteduh didalam kelas.

Sesampainya didalam kelas mereka langsung duduk dimeja masing masing dan memulai aktivitas seperti biasanya lagi sebelum guru dan bel datang bersamaan.

Najla membuka ponselnya dan mulai men scrool instagram begitu juga zahra dan dewi. Namun sasa sedari tadi menggerutu kesal entah apa yang ada di ponselnya. "Aduhh gimana nih? Ah gak sinkron banget ni HP" Gumamnya lalu ia menoleh ke arah belakang yang dimana disitu dia langsung melihat najla.

"La bagi hospot, minta thetring gue abis kuota" Ucapnya dengan cengiran kuda yang terukir diwajahnya.

Seiring berjalan nya waktu najla, zahra dan sasa memang sudah memulai menerima semua ini. Bahkan mereka sudah mengikhlaskan kepergian shalma dan zhiva. Itu membuat ismail, bams, dan deka merasa senang.

"Ck. Tampang aja kaya, masa kuota nge hospot" Cibir najla lalu ia mulai menyalakan hospot nya. "Udah"

"Ok tencyu pacarnya ismail"

"Dih"

"Aku sama yang lain mau izin bolos 1 mata pelajaran, udah lama kita gak ke warsep" Ucap ismail seraya mewakili bams.

Najla dan zahra menoleh lalu mengangguk "janji 1 pelajaran aja ya?" Peringat mereka. "Iya janji"

"Aku pergi" Ismail, bams, aksa, abrian, devan dan niko pun melanggang pergi dari kelasnya.

"Mau pada kemane tuh" Ujar Ririn yang entah sejak kapan sudah berada di belakang zahra dan najla.

Sedangkan zahra dan najla mengumpat dalam hati karena kaget melihat sosok mahluk halus-eh maksudnya Ririn si menor IPA 3😌

"Lo kalo muncul gak usah kayak jalangkung bisa gak sih?" Ucap zahra dengan mendengus kesal begitupun najla. "Tau lo, datang gak diundang pulang pun tak diantar"

"Gue kan Mandiri" Sahut Ririn enteng dengan mengaca dicermin kecil yang sering ia bawa kemana mana. "Mandi sendiri" Timpal dewi.

"Eh bocil udah kayak tiang listrik aja"

Dewi berdecak kesal "ck, jangan hina aku. Aku tau aku pendek tapi jangan samain aku sama tiang listrik riri"

"Sialan salah ngomong gue" Gumam Ririn pelan yang hanya didengar oleh zahra dan najla. Sedangkan keduanya terkekeh melihat ekpresi wajah Ririn.

"Nama gue Ririn bocil bukan riri, nama bagus cakep gitu. Lo ubah jadi riri apaan riri?"

"Ish gak tau seni kamu mah"

"Eh tar dulu, apaan gue tau seni. Malahan gue tahu semua Seniman didunia" Sahut Ririn dengan bangga.

"Idih nilai senbud lo aja kecil nyet" Sahut sasa tanpa menatap Ririn. "Iya sih hehe" Ririn cengengesan.

"Lo tau gak Seniman Jawa Barat siapa? Pasti tau barusan kan lo bilang lo tau sedunia iya kan?" Tanya najla namun pertanyaan itu membuat Ririn gelagapan.

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang