51. dalang

19 4 0
                                    

"Assalamu'alaikum wr, wb. Maaf mengganggu waktu bersih bersih kalian. Saya selalu guru bk, kepada siswi yang bernama najla queen alexander, zhiva Rahma fernando dan shalma nova Aldebaran kelas X IPA 3 menghadap ke ruang bp/bk sekarang. Saya tunggu Terima kasih. Selamat siang"

Atensi mereka sibuk mendengar speaker. Banyak yang mendengarkan dengan tatapan aneh. Ada apa teman kelasnya dipanggil ke bk? Tidak biasanya.

"Lah nama lo kok dipanggil shal?" Tanya Ririn yang sedang berada di kursinya.

Shalma menoleh "lah iya yah"

Zahra menghampiri shalma dengan menunjukkan layar ponsel nya yang menampilkan sebuah artikel.

Ririn yang si paling bar bar dan kepoan pun ikut melihat, keduanya membulatkan mata "kok i-ini nama gue?" Tanya shalma yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Anjir lambe sekolah mulai bergerak lagi" Gumam Ririn pelan namun masih bisa didengar oleh shalma.

"Terus gue gimana? Kan gue gak ngelakuin itu" Ucap shalma pelan sebab aksa sedari tadi tidur dengan paha shalma sebagai bantalan. Ia takut aksa terusik.

"Lo dateng lah"

"Rin, ra tapi lo berdua percaya kita bertiga kan? Mana mungkin gue bully orang itu kan?"

Ririn dn Zahra mengangguk "lo gak salah, kayaknya ada orang dibalik semua nya" Ucap Zahra dengan menatap shalma.

"Pergi buruan, keburu diseret cug" Ucap Ririn.

Shalma menggigit bibir bawahnya. "Ehm i-ini gimana?" Tunjukan kepada aksa yang masih tertidur pulas dipangkuan shalma. Tanpa terusik oleh bisikan ke tiga gadisnya. Bahkan suara speaker saja ia tak terusik.

Namun dugaan ketiga gadis itu salah. Sebenarnya aksa mendengar semuanya namun ia enggan membuka mata. Ia penasaran dengan apa yang akan mereka bicarakan. Dan ternyata gadisnya dituduh.

Tak berangsur lama. Aksa membuka matanya membuat ketiga gadis itu terkejut. Dengan lancang nya ia juga menarik lengan shalma membawa sang gadis entah kemana. Shalma juga terkejut namun ia hanya bisa diam.

"EH CUMI IKAN MAU BAWA KEMANA SI SHALMA DO- hhhmmmppp"

Niko membekap mulut devan membuat sang empu menatapnya sinis. "Ngapain sih lo bambang, asin ih tangan lo"

"Nama gue lo bawa bawa tatang" Sahut bams tak Terima.

"Eh anjir bapak gue bangke!!" Sahut rizki. Bams meringis mendengar ucapan rizki, ia tak tahu itu bapaknya dia hehe.

Kembali ke aksa, ia mengacuhkan teman temannya yang meneriaki dirinya dan gadisnya. Ia akan membawa sang gadis ke tempat dimana ia dipanggil tadi. Ya bp/bk.

Sedangkan ismail sedang mencerna ucapan yang dikatakan di speaker tadi. Ada apa, kenapa gadisnya dipanggil begitu saja. Tanpa pikir lama ismail berlari keluar kelas menuju ruang bp/bk.

Abrian sedari tadi ia diam. Namun dihatinya tak karuan, memikirkan seseorang yang dimana itu adalah zhiva "kenapa dia dipanggil bk?" Batin abrian. Dan sesegera mungkin ia berlari keluar kelas namun niko dan devan juga menetiakinya. Hingga sang empu berhenti dan menghampiri devan.

"JANGAN DULU PERGI GUE TAU DIA KENAPA"

"Suara lo udah ngalahin speaker sekolah tau gak dev" Ucap Ririn. "Hooh anjir toa masjid juga lo kalahin Dev" Sahut raya.

Devan mendelik kesal bahkan kesalnya semakin memuncak kala mendengar niko juga ikut andil meledeknya "jangankan suara mulutnya, kentutnya aja besar bwahahahahhaah"

"Anjing, lo buka kartu gue ko"

"Alah lebay lo"

"Ya Iyah lah nanti cewek ilfeel gimana?"

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang