57. pergi 2

9 4 0
                                    

Malam pun tiba. Setelah kepergian abrian dan zhiva tadi sore. Ruangan bercat putih, yang memiliki khas bau obat. Ya, ruang rawat najla. Hanya ada keheningan.

Semua yang ada didalam sibuk dengan pikiran masing masing. Namun hal itu tak berlangsung lama.

"La? L-lo sa-sadar, EH INI NAJLA SADAR" Pekik zahra membuat semua buyar dari lamunannya.

Semua yang ada disana langsung mendekat ke arah brangkar najla "a-air..."

Ismail degan gerak cepat mengambil dan membantu najla minum.

"Lo inget gue?"

Samar Samar najla mengangguk.

"Gue siapa?"

"Lama bener lo tidur"

"Akhirnya, gimana? Lo dah liat surga?"

Puk

Sasa melempar bantal tepat pada wajah niko. "Surga pala lo. Bisa diem dulu gak? Dia lagi loading ogeb"

"G-gue i-inget l-lo kok"

Semuanya tersenyum haru, shalma menyenggol Ismail. Memberi kode untuk segera menelpon kedua orang tuanya.

Ismail pun mengangguk lalu ia mulai menghubungi Sigit dan adinda. Setelah itu ia pun kembali ke dalam.

"Kamu ada yang sakit gak?" Tanya Ismail dengan mengusap kepala najla yang dibaluti perban.

"Sedikit pusing" Setelah mengucapkan itu, najla melihat satu persatu orang yang ada didalam kamar rawat nya.

"Zhiva mana?" Ucapnya seraya duduk dibantu Ismail.

Semuanya diam.

"Ma?"

Shalma yang merasa dipanggil pun mendongak "h-hah?"

"Zhiva mana?" Mereka diam tak ada yang menjawab.

"Lo masih pusing gak?" Tanya devan.

"Enggak"

"Siapa yang dorong lo 2 hari yang lalu?" Tanya zahra yang berada disamping shalma.

"Ehm... A-azizah"

Ismail diam diam mengepalkan tangannya kuat kuat. Hingga buku buku kukunya memutih.

Deg

Semuanya terkejut. Bagai disambar petir ternyata mereka salah paham. Sasa, shalma, zahra juga yang lain menggeleng kan kepala. Seketika ingat apa yang abrian katakan tadi sore. Tiga kata yang terngiang ngiang di kepala mereka.

"Jangan menyesal diakhir... "

***

Pagi yang cerah amat sungguh cerah, zhiva sedang bersiap dengan kedua orang tuanya. Disana juga ada vano abang zhiva dan abrian juga istri dan anaknya vano.

"Semuanya udah?" Tanya reza.

"Sudah" Ucap zhiva dan rifa kompak.

"Yahhh bakal kangen gue dek" Ucap vano.

"Alah bilang aja kangen nitipin varo ke gue" Cibir zhiva.

Semua orang tertawa mendengarnya, sedangkan vano hanya cengengesan seraya melirik ke arah istri nya.

"Berangkat?"

"Gasss"

"Gak jualan gas kita mah zhipottt"

"Au ah gelap"

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang