Ruang tunggu rumah sakit depan ruangan ICU dipenuhi dengan suara isakan rifa. Reza yang berada disisinya menatap nanar sang istri. Ia juga sama sangat terpukul.
Ya saat ini keduanya sedang menunggu kabar baik dari sang anak. Zhiva sedang diperiksa oleh dokter friska. Akibat kejadian tadi di ruang rawat membuat zhiva kembali masuk kedalam ruangan ICU.
Zhiva dilarikan ke ruang ICU bersama dokter friska dan 4 suster yang mendampingi nya. Tak hanya itu, dokter friska sempat meminta bantuan 1 dokter spesialis otak syaraf. Hal itu membuat reza dan Rifa semakin dilanda khawatir.
Keduanya sudah menunggu selama 20 menit lamanya. Selama itu juga dokter friska belum muncul keluar dari ruang ICU.
Tak terselang lama datang lah segerombolan remaja remaja. Ya itu adalah najla dkk dan ke 5 cowok cowok.
Devan, niko dan dewi diperintahkan untuk pulang oleh mereka."Om tan gimana keadaannya?" Tanya abrian dengan nada ngos-ngosan.
Reza mendongak. Rifa sudah berhenti menangis namun masih tersisa isak tangisnya. Reza merespon nya dengan menggeleng.
"Bagaimana hiks bisa om... " Lirih najla dalam dekapan Ismail. "Sutt tenang dulu"
Tak lama dari itu barulah muncul dokter friska bersama 1 suster yang membawa surat. "Keluarga pasien?" Tanya suster itu.
Reza beranjak "saya Sus"
"Om seperti keadaan zhiva memburuk. Akibat benturan keras yang dialaminya, mengakibatkan bekas oprasi kemarin kembali terbuka dan pendarahan didalam otak. Kami sebagai dokter akan berusaha semaksimal mungkin untuk menanganinya. Dan ini surat yang om harus tanda tangani" Dokter friska menyerah surat yang ada ditangan suster.
"Benturan?" Tanya sasa dan Zahra kompak.
"Benturan apa?" Tanya najla.
Dokter friska menoleh ke arah mereka. Sepertinya reza tak sanggup menjelaskan semuanya. Dokter friska memahami kondisi reza yang masih terbalut emosi. Selain itu ia juga harus menenangkan sang istri.
Dokter friska membuang napas kasar "ada remaja seumuran kalian datang masuk kedalam ruang rawat zhiva, yang didalamnya tentu ada tante Rifa, tante Sinta, shalma dan zhiva. Gadis itu masuk meng endap endap sepertinya. Tanpa disadari, gadis itu menarik zhiva lalu membenturkan kepala zhiva ke arah dinding hingga mengeluarkan darah. Zhiva yang memang sedang tidur, ada kemungkinan ia terbangun dan dikagetkan oleh si gadis itu. Memang saya melihat dari CCTV-nya. Zhiva sempat sadar lalu ia pingsan. Dan gadis itu keluar dan saat itu pula tante Rifa, tente Sinta, shalma sontak bangun lalu berteriak" Ucap dokter friska panjang lebar.
"Setelah saya menelpon om reza dan memperlihatkan orang itu. Ternyata om reza mengenalinya. Dan gadis itu adalah sherlin anak dari penculik zhiva dan shalma." Lanjut nya.
Sontak yang mendengar penjelasan pilu itu menangis, dan untuk abrian sudah tidak bisa berkata kata lagi. Ia pergi meninggalkan semuanya. Aksa yang melihat itu mengikuti nya. Sebelumnya Ismail, bams dan deka sempat melihat namun apa daya mereka. Keadaan sang kekasih tidak baik baik saja.
"Saya pamit kedalam dulu" Ucap dokter friska.
Disisi lain abrian melangkah ke arah lift dengan tangan yang mengepal. Napas memburu. Serta tatapan tajam. Ia menaiki lift menuju rooftop. Aksa sempat berlari namun lift keburu tertutup. Ia pun berlari menuju tangga darurat. Sesampainya di rooftop ternyata ia melihat abrian yang sedang membabi buta dinding.
"Sabar.gue tau lo marah. Tapi percuma. Lo malah terluka" Ucap Aksa menenangkan.
Abrian tertawa hambar "haha SHERLIN ANJING gue bakalan cari LO SAMPE KETEMU" Ucapnya dengan napas mamburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]
Teen FictionMenceritakan tentang gadis gadis cantik yang menemukan kisah cintanya di SMA. Awal pertemuan seorang najla dengan si kulkas Ismail yang kerap setiap bertemu selalu "BERANTEM" Ini berlaku pada saat SMP aja dan tidak untuk SMA, mungkin karena sudah de...