30. Pencarian

13 5 3
                                    

Setelah sepulang sekolah najla beserta yang lain berniat untuk mencari zhiva dan shalma. Mereka berdua menghilang tanpa kabar bahkan kedua orang tuanya pun hanya mengetahui mereka kalo mereka sudah berangkat sekolah. Namun nyatanya salah. Keduanya sama sama tidak sekolah.

Itu membuat najla, Zahra, sasa dan dewi dilanda kekhawatiran. Ponsel zhiva dan shalma pun sudah beberapa kali di telpon namun nihil, nomor mereka tidak aktif.

"Sekarang kita mau kemana dulu?" Tanya najla.

"Gimana kalo ke rumah shalma?" Ujar sasa.

"Dimana rumah dia emang?" Tanya bams.

"Nanti ikutin motor kak deka" Ujar zahra yang diangguki bams dan yang lain.

"Yaudah ayo buruan"

"Kok perasaan gue gak enak ya" Ucap najla membuat mereka berhenti melangkah lalu menatap najla. "Gue juga" Sahut zahra.

"Mereka baik baik aja, positif bisa gak?" Ujar sasa kesal ia tak mau mendengar kata kata itu.

"Ck iya iya"

Mereka pun pergi dari kawasan sekolah beriringan. deka dan sasa mempimpin jalan, bams Zahra dan Ismail najla mengikuti dari belakang. Diikuti juga oleh abrian, niko dan aksa.

Devan tidak ikut karena ia diperintahkan oleh deka untuk mengantar dewi dan dewi tentunya juga tidak ikut meskipun ia sedari tadi merengek ingin ikut namun deka tidak mengizinkannya.

Sesampainya dikediaman shalma, mereka turun mengikuti langkah sasa. Sasa terlebih dahulu turun lalu ia melihat wanita paruh baya yang sedang berada didepan pintu utama dengan tangan menggenggam ponsel, wajahnya terlihat gusar dan khawatir bahkan ia sedari tadi mondar mandir gak jelas.

Sasa mengerutkan kening bingung kenapa dia? Tak mau lama lama berfikir sasa pun langsung menghampiri mbak jum~asisten rumah tangga keluarga shalma.

"Assalamu'alaikum"

Mbak jum menoleh, lalu ia membuatng napasnya lega "waalaikumsalam eh ada non sasa sama yang lain"

"Iya mbak, mau tanya sha-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya sasa terlebih dahulu di sela mbak jum.

"Loh loh non shalma nya mana non?" Mereka yang berada disitu semakin dibuat khawatir.

"Mbak jum, kita kesini mau cari shalma sama zhiva ada?" Tutur najla.

"Astaghfirullah ada apa ini?" Gumam mbak jum seraya mengusap wajahnya pelan. "Mbak kenapa?"

"Aduhh non, mbak sedari tadi malam sampe sekarang nelponin nomor non shalma... Tapi gak aktif"

Mereka terkejut bahkan aksa yang sedari tadi diam ikut terkejut, ada apa ini. Zahra, najla dan sasa saling memandang.

"Mbak emang beneran gak ada didalam shalma nya mbak?" Tanya najla masih tak percaya dengan petuturan mbak jum.

Mbak jum menggeleng pelan "yaudah ngomongnya didalem gak enak, ayo masuk" Ajak mbak jum. Lalu mereka pun masuk ke ruang tengah dan duduk disofa yang tersedia.

"Non memang kemarin sepulang sekolah kalian gak ketemu non shalma?" Tanya mbak jum seraya menyimpan minuman yang ia suguhkan kepada mereka.

"Nggak tapi kemarin aku sama Ismail sempet ketemu di jajanan akringan deket sekolahan" Sahut najla. "Terus kita gak ketemu lagi dari situ" Lanjutnya dengan nada bergetar khawatir.

Ismail yang melihat itu pun langsung meraih tangannya lalu ia genggam dengan mengelus lembut pundak najla.

"Terus mereka kemana?" Tanya Zahra dengan menggigit kecil bibir bawahnya menahan tangis yang sedari tadi ingin ia keluarkan. "Suttt tenang dulu mereka pasti ketemu." Ucap bams seraya memeluk Zahra.

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang