21. Caca meninggal

18 4 2
                                    

Hari ini sepulang sekolah ismail beserta teman temannya kumpul dirumah ismail. Mereka ber 5 sudah sampai dikediaman ismail. Disana juga sudah ada reyhan~kakak ismail.

"Gue tantang lo main ps, yang menang traktir jajan di supermarket gimana?" Ucap devan lancang kepada abrian dan bams.

"Siapa berani"

"Siapa takut tolol" Sarkas abrian.

"Nah itu tuh, typo dikit elah"

"Bacot kuy lah gass"

Mereka bertiga langsung menyalakan layar TV dan memainkan play Station milik ismail. Mereka saat ini berada di sebuah ruangan untuk bermain khusus buat ismail dan reyhan. Kedua orang tua reyhan dan ismail sengaja membuat kan nya supaya kedua anaknya tidak berkeliaran gak jelas.

Beda halnya dengan devan, bams, dan abrian. Aksa dan ismail lebih memilih merebahkan tubuhnya di atas sofa dan kasur. Sedangkan reyhan sedari tadi melamun dengan menatap kosong ke arah depan. Dia berada di balkon ruangan tersebut.

Tok... Tok... Tok

"Masuk" Ucap ismail dengan mata masih di pejamkan.

/Ceklek

Masuklah wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik, padahal dia sudah punya anak dua.

"Makanan datang" Ucap kania~mamah ismail. Dengan membawa nampan yang berisi toples cemilan dan minuman.

"Widihh tante jadi ngerepotin" Sahut abrian.

"Iya nih tan padahal gak papa gak usah, jadi ngerepotin hehe" Timpal bams.

"Iya tante ngerepotin, tapi pas banget devan belum makan hehe" Ucap devan.

"Malu maluin goblok" Bisik bams. Devan hanya menyengir kuda.

"Gak papa gak repot kok, malah tante seneng karena rumah jadi rame" Ucap kania dengan senyum manisnya. "Yaudah dinikmati jangan lupa habisin tante keluar dulu"

"Siap tan"

Kania pun keluar. Devan melirik ke arah reyhan yang sedari tadi diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Padahal biasanya kalo mereka datang dia yang paling heboh. "Dah ah gue males mau cicip makanan tante nia dulu" Ucap devan, padahal dia mau menghampiri reyhan.

"Lah katanya mau nyicip makanan malah pergi ke balkon" Sahut abrian yang melihat ke arah devan sedang melangkah keluar.

"Lanjutin lah"

Devan keluar dia menghampiri reyhan yang sedang duduk di kursi yang ada di balkon. Devan menepuk bahu reyhan membuat sang empu menoleh "kenapa?" Tanya reyhan.

Devan pun duduk disebelah reyhan "ada masalah bang?" Tanya devan dengan tatapan kedepan. "Sedari tadi gue perhatiin lo diem aja, biasa nya lo yang paling heboh bang" Lanjutnya.

"Caca meninggal" Lirih reyhan. Dengan mata berkaca kaca.

"APA MENINGGAL?" Reyhan mengangguk sebagai jawaban.

Aksa dan ismail yang sedang tidur pun terbangun kala mendengar teriakan devan dari arah balkon. Bahkan abrian dan bams pun menoleh. "Siapa yang meninggal?" Tanya abrian. "Gak tau" Jawab bams.

"Ck, brisik" Ucap Aksa dan ismail.

Abrian menoleh ke arah ismail dan Aksa. Lalu ia berdiri meninggalkan bams karena ia penasaran siapa yang meninggal. Bams yang melihat pun mengikuti nya.

Sesampainya di balkon abrian dan bams melihat raut wajah Reyhan sendu dan devan yang sedang mengusap bahu Reyhan dengan menenangkan nya.

"Loh? Bang lo kenapa? Siapa yang meninggal?" Tutur abrian bertubi tubi.

Cinta Bertemu Di SMA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang