STIGMA [END]

(1) STIGMA

"Semoga kau betah ..."

Pria berbadan tinggi dengan sebuah lambang bintang tiga di bagian kerah bajunya menatapnya tegas.

"Apapun yang kau butuhkan, laporkan padaku." Ucapnya lagi.

Vegas yang berdiri dengan pose istirahat menegakkan tubuhnya.

"Siap Pak!!" Entaknya.

~~~

Vegas mendesah kesal, menatap mangkuk berisi soto dengan malas.

"Kenapa wajahmu?" Ucap teman seperjuangannya, duduk di hadapannya setelah menaruh topi di atas meja. "Aku dengar kamu dipindah tugaskan di Desa terpencil, apa itu benar?"

"Hmm.." Jawabnya malas.

"Kan sudah aku bilang, terima saja anaknya. Kamu terlalu bersikeras sih." Kinn malah memberikan masukan tidak jelas.

Vegas sudah menyadari saat pertama kali dipanggil tadi, saat atasannya menyenggolnya perihal perjodohan dan soal tugas yang akan diberikan untuknya. Siapa sih yang tidak suka wanita seperti Pansa, sudah cantik, baik, anggun, berpendidikan tinggi. Tapi Vegas tidak menyukai wanita.

"Aku sudah bilang tidak suka perempuan. Malah tetap dipaksa untuk nikahi anaknya. Aneh." Eluhnya mengingat betapa gigihnya atasannya itu untuk menjodohkan Vegas dan Pansa. "Malah katanya itu cuma alasan ku buat nolak."

"Pak Gun memang menggebu-gebu sekali ingin menjadikanmu menantunya." Ujar Kinn dengan iringan kekehan kecil.

"Terserah, aku tidak peduli."

"Jadi, kamu tetep menerima tugasmu itu?" Vegas mengangguk. "Desanya terpencil, bahkan susah signal setahuku."

"Tidak masalah selagi bisa menjauh dari persoalan perjodohan ini." Ucap Vegas tegas, dia sudah sangat lelah.

Kinn mengangguk-angguk. Dia paham bagaimana ada diposisi Vegas. "Berangkat kapan? Mau kuantar?"

"Besok," Vegas menggeleng. "Tidak usahlah, lagi pula aku tahu bagaimana Porsche, dia tidak akan mau berpisah denganmu barang semenit saja."

Kinn terkekeh, kekasihnya memang manja.

"Aku berangkat membawa mobil saja. Katanya tidak ada kendaraan umum untuk sampai ke Desanya." Vegas menyeruput es teh di hadapannya. "Ada sih, tapi harus tahu jadwalnya. Daripada tidak tepat lebih baik pergi sendiri, tidak bikin rugi juga."

Kinn mengangguk. "Betul. Malah kalau ada apa-apa bisa langsung pergi seenaknya, karena membawa kendaraan pribadi."

Next➡

Hellow ≧ω≦

Selamat datang di karya ke dua aku, jangan lupa tinggalkan jejak, karena itu adalah bentuk apresiasi kamu untuk penulis (σ≧▽≦)σ