Prangg
"Ehh?"
"Uh mampus, apaan nih?"
Mata remaja itu terbelalak melihat cairan bening di hadapannya sudah berserakan di lantai bersama beling pecahan dari wadahnya.
Sebelum ia berhasil menyentuh cairan itu untuk memastikan jenisnya, sebuah suara kembali membuatnya tersentak.
"Kak Blaze!"
"Owchobhot!!"
Ice, ia meninggikan suara agar Blaze tidak sembarangan asal sentuh.
"Kau yang memecahkannya?", tanya Ice mendekat.
" Hehe, emang siapa sih yang naruh air disini?"
Ice mengerutkan alisnya melihat cairan itu malah mengeluarkan asap, semakin membuatnya yakin siapa pemiliknya. Dengan hati-hati ia menggeser beberapa beling dengan sepatunya agar tak terlalu berserakan.
"Huhh, kau ini...", gumam Ice
Blaze yang bingung dengan kehati-hatian Ice pada 'air' itu terlihat heran. Ia berpikir adiknya itu sangat malas, mau memungut pecahan botol saja sampai semager itu pikirnya.
"Dasar males! Daripada pake kaki mending pungut lha biar cep--arghhh!!!"
"Jangan!", terlambat. Blaze sudah terlanjur terkena cairan itu saat mengambil sebuah pecahan dengan seenaknya
"Arghhh!!"
Ice menghampiri Blaze yang tengah kesakitan, kulit tangannya seperti melepuh dan itu terlihat sangat serius.
Teriakan Blaze langsung terdengar di seluruh penjuru rumah membuat Taufan, Gempa, dan Thorn berhamburan datang melihat.
"Blaze! Kenapa ini?", panik Gempa seraya berlari
" Hati-hati kak, cairan itu bahaya"
Seperti perintah Ice, mereka menjauhi cairan yang masih mengeluarkan asap itu sebelum menghampiri Blaze yang terduduk memegang tangannya.
"Astaga, tanganmu terbakar", Taufan
" Arghhh sakit kak!!!"
Saat semua orang terlalu panik untuk mencari jalan keluar, Solar kebetulan baru pulang dan melihat kerumunan di ruang tamu. Ia juga mendekat untuk memastikan.
Saat manik silvernya menangkap tangan Blaze yang sudah bertambah parah, matanya terbelalak.
" Kak Blaze!", tanpa pikir panjang ia menarik lengan Blaze dan membawanya ke wastafel dapur.
Ia menyalakan kran air dingin dan mengaliri tangan sang kakak dengannya. Para elemental kecuali Hali yang belum pulang hanya mampu melihat Blaze yang sedang ditangani dengan panik.
Sekilas dapat Solar lihat cairan yang masih berserakan di lantai beserta kaca yang ambyar.
Astaga, asam Nitrat itu kenapa bisa ada disini? Pantas saja aku tidak menemukannya, batin Solar.
Ia tak memfokuskan dirinya pada asam nitrat stok terakhirnya itu melainkan pada tangan Blaze yang sudah terbilas air.
"Kak, tolong ambilkan P3K"
"Okay", Gempa langsung beranjak mengambil P3K dengan cepat.
Setelah memastikan tidak ada sisa cairan asam, Solar kembali menarik tangan Blaze untuk duduk di sofa. Kotak P3K yang diberikan Gempa ia buka dan mulai membalut tangannya dengan kasa lembab.
Saudaranya termasuk Blaze hanya memperhatikan tindakan Solar, mereka tak akan mengakuinya tapi dalam hal medis Solar memang sangat handal. Mereka percaya ia menangani dengan tepat seperti dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Solar_You Never Know
Fanfiction"Kau tidak lebih dari sampah!!" "Kau pikir air matamu bisa membuatku kasihan hah?!!" Aku hanya ingin kita seperti dulu lagi kak "Thorn, apa kau juga tidak akan memaafkanku?" Lebih baik kakak menghilang saja dari bumi! ... Kurasa...memang aku tak pan...